TUGAS PSIKOLOGI
ANALISIS TOKOH
“Prof. Dr. Muhammad Amien Rais”
C.IK.1
FIRMA ZUHDI AL FAUZI
115120200111018
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang
2011
“Analisis kepribadian Prof. Dr. Muhammad Amien
Rais”
1. Biografi
Amien Rais
Amien Rais lahir di kampung Kepatihan Kulon,
Kota Solo, Jawa Tengah. Pada tanggal 26 April 1944. Ayahnya bernama H. Syuhud
Rais adalah seorang guru agama yang berpendidikan lulusan Muallimin
Muhammadiyah dan memberi pelajaran agama disekolah menengah umum organisasi
itu, sedangkan ibunya bernama Sudalmiyah, aktif di cabang organisasi
Muhammadiyah di bidang perempuan yaitu Aisyiah Cawangan kota Surakarta, ia juga
mengajar di sekolah Guru kepandaian Putri Negeri serta Sekolah Bidan Aisyiah
Surakarta.
Amien Rais dididik dan dibesarkan dari lingkungan keluarga yang
sangat kental dengan nuansa ajaran Islam yang modernis serta berdisiplin
tinggi, ia sering mengatakan sejak“sebelum lahir” ia sudah menjadi warga
Muhammadiyah. Didikan keras orang dari orangtuanya, terutama ibundanya, di usia
9 tahun “Amien kecil” sudah ditanamkan disiplin, bangun tidur sekitar pukul
04.00 setiap hari, selain itu Amien Rais juga terbiasa dengan melaksanakan
ibadah puasa di bulan ramadhan serta puasa Sunnah Senin-Kamis. Ia juga
pemberani dan kerap tampil sebagai pembela kawan-kawannya.
Amien merupakan anak
kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah, dan empat adiknya adalah
Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Asyiah. Mereka tumbuh dan
dibesarkan di kampung Kepatihan Kulon. Sejak kecil mereka sudah dilatih
disiplin oleh sang ibu. Bila Amien kecil melanggar, sang ibu tidak segan-segan
menghukumnya. Mereka harus bangun pukul 04.00 WIB setiap pagi. Caranya dengan
meletakkan jam weker di dekat tempat tidur. Dan ketika bangun, mereka diminta
untuk mengucapkan “ashalatu khairum minan naum” dengan suara keras sehingga
terdengar sang ibu. Sang ibu biasanya memberikan imbalan berupa uang 50 sen.
Uang tersebut lalu mereka tabung, untuk dibelikan baju baru menjelang lebaran.
Walaupun tegas, tetapi sang ibu tidak
pernah memaksakan kehendaknya. Anak-anaknya dibiarkan tumbuh secara alami,
sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Hanya saja, pesan sang ibu
yang tak pernah putus adalah mengingatkan mereka bahwa hakikat hidup adalah
ibadah. Yang terus diingat Amien, ketika ibunya berkata, “Ingat Mien, berkemah
pun ibadah.”
Dalam berbagai
kesempatan, Amien Rais secara terus terang mengakui bahwa ibunyalah yang sangat
mempengaruhi karakternya yang lugas tanpa basa-basi. Sampai kini Amien masih
menempatkan ibunya sebagai konsultannya dan tempat pelipur lara. Mana kala ia
mengahadapi situasi atau persoalan pelik, ia selalu pulang ke Solo menemui
sang ibu untuk meminta pendapatnya, atau sekadar untuk menghindari kejaran
wartawan yang pantang ia tolak. Setiap Idul Fitri ia beserta semua saudaranya
juga berkumpul di rumah sang ibu. Menurut Amien, hingga usia 80-an, ketegasan
dan kejernihan berpikir Ibunya masih tetap seperti dulu. Ibunda Amien Rais wafat
hari Jumat, 14 September 2001 di Solo, Jawa Tengah, dalam usia 89 tahun.
Sewaktu masih duduk di
bangku SD, Amien kecil bercita-cita ingin menjadi walikota. Cita-cita ini
sangat dipengaruhi oleh kekagumannya pada Muhammad Saleh yang menjabat Walikota
Solo waktu itu. Muhammad Saleh adalah seorang muslim yang taat. Ia sering
memberikan pengajian di Balai Muhammadiyah Solo. Walikota asal Madura ini
sangat dihormati dan dicintai oleh rakyatnya. Namun setelah SMA, cita-cita
Amien berubah. Ia ingin jadi duta besar. Mungkin cita-cita ini yang ikut
mempengaruhinya untuk memilih jurusan hubungan internasional ketika memasuki
perguruan tinggi. Prinsip hidup yang jadi pegangannya diakuinya sangat
sederhana, yaitu mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya,
orang harus berbicara dan berbuat apa adanya. “You are what you are,”
katanya suatu ketika.
Kedua orang tuanya, dari sejak Sekolah Dasar
sampai sekolah Menengah Umum tingkat atas menitipkan pendidikan anak-anak di
sekolah binaaan Muhammadiyah. Amien Rais mengalami sosialisasi pendidikan resmi
dalam dunia sekolah yang dibina oleh Muhammadiyah. Ia gemar baca buku dan bakat
mempelajari bahasa juga sangat menonjol. Masa sekolah Menengah Pertama (SMP) ia
juga aktif di kepanduan organisasi Muhammadiyah yang di kenal dengan Hizbul
Wathan di kota Solo. Melalui aktivitas ini ia mulai menemukan semangat
kolektivitas ketika harus berhadapan dengan gencarnya modernisasi, sementara
akar-akar kultural masih kuat dengan struktur pedesaan.
Memasuki tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah pada
tahun 1959, di kota Solo. Pada masa itu sistem pengajaran Sekolah Swasta
berinduk ke sekolah Pemerintah (negeri). Amien Rais dapat dibanggakan, terutama
bahasa Inggris , dimana nilainya 9, untuk pelajaran lain cukup baik, sehingga
setelah selesai SMA ia diterima tanpa test di perguruan umum yang bergengsi
yaitu Universitas Gajah Mada di kota Yogyakarta, ia juga diterima di lembaga
tinggi bidang studi tarbiyah di IAIN Suna Kalijaga, sebuah
perguruan tinggi yang khusus mengkaji mengenai keIslaman. Semasa SMA ia juga
aktif dalam bela diri dengan bergabung dalam perkumpulan jujitsu, selain itu
juga ia aktif di kepanduan (Pramuka). Masa ini Amien Rais juga telah aktif di
perkumpulan kalangan muda Muhammadiyah di Kepatihan.
Setelah menamatkan SMA ia hijrah ke Yogyakarta untuk
melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sosial Politik, bidang hubungan
internasional di Universitas Gajah Mada. Pada masa yang sama beliau mengikuti
kuliah di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan kalijaga. Gelar
Sarjana Muda (Bachelor) didapatkan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1967, kemudian ia menyelesaikan studi Sarjana di
Jurusan Hubungan Internasional pada tahun 1968 dengan tema skripsi “mengapa
politik luar negeri Israel berorientasi Pro-Barat”? . pada saat
mahasiswa inilah ia banyak terlibat aktif di beberapa organisasi
kemahasiswaan seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Himpunan
Mahasiswa Islam.
Studinya dilanjutkan pada tingkat Master di
bidang Ilmu Politik di University of Notre Dame, Amerika Serikat, dan selesai
pada tahun 1974. Dari universitas yang sama ia juga memperoleh Certificate on
East-European Studies. Sementara itu, gelar Doktoralnya diperoleh dari
Universitas Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1981 dengan disertasinya yang
cukup terkenal, yaitu Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Ia juga pernah
mengikuti Post-Doctoral Program di George Washington University pada tahun 1986
dan di UCLA pada tahun 1988.
Perjalanan pendidikannya tersebut telah
memberinya banyak pengalaman dan kemampuan kognitif-analitis, dan
mengantarkannya menjadi salah seorang intelektual terkemuka di negeri ini,
bahkan di berbagai belahan dunia yang lain. Tugas-tugas intelektualisme pun ia
lakukan, baik transformasi keilmuan (mengajar di berbagai universitas) dan juga
melakukan kritik atas fenomena sosial yang sedang berlangsung.
2. Analisis kepribadian
Amien Rais
Amin Rais
mengalami berbagai macam proses perkembangan. Diantaranya adalah perkembangan
emosi, perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan perkembangan dalam
mendefinisikan identitas diri.
Perkembangan emosi mengacu pada pengaruh dan
hubungan yang ditimbulkan oleh faktor genetik, faktor perubahan otak, faktor
kognitif, kemampuan bekerjasama, dan faktor budaya pada perkembangan perilaku
emosi, ekspresi, pemikiran, dan perasaan (Goldsmith, 2003).
Perkembangan
emosi dan pemikiran Amien Rais mengalami berbagai proses
ditunjukkan saat belia Amien Rais sudah terlibat dalam berbagai gerakan.
Kecintaannya pada organisasi diawali dari keterlibatannya di pandu Hizbul
Wathon. Ia dipercaya oleh teman-temannya untuk memimpin sebuah regu yang
terdiri dari tujuh orang yang diberi nama regu Rajawali. Regu yang dipimpinnya
selalu memenangkan berbagai perlombaan, seperti lomba tali-temali, morse,
membuat jembatan, sampai pada lomba masak-memasak.
Di sinilah Amien kecil mulai menyadari kekuatan kebersamaan dan makna kepemimpinan. Ketika menjadi mahasiswa, ia termasuk salah seorang pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah [IMM]. Ia juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam [HMI], dan pernah dipercaya untuk menduduki jabatan sekretaris Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam [LDMI] HMI Yogyakarta.
Perkembangan
kognitif menekankan pada bagaimana seseorang merasa, berpikir, dan memperoleh
pemahaman atas lingkungannya melalui hubungan dan pengaruh yang ditimbulkan
oleh faktor genetik dan pembelajaran. (Rod Plotnik & Haig Kouyoumdjian,
2011).
Kebrobrokan
politik dan ekonomi pada dasawarsa kedua tahun 1990-an mendorongnya kembali
menggulirkan gagasan tentang suksesi, bahkan lebih luas lagi, yaitu reformasi
politik di Indonesia, Amien rais mulai menggulirkan perubahan sosial yang
mendasar di negeri ini. Bahkan, ia akhirnya menjadi orang terdepan dalam
meruntuhkan kebobrokan politik Orde Baru. Dalam makalah ini akan khusus
membahas pemikiran Amien Rais tentang Demokrasi. Hal tersebut menjadi salah
satu proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri Amien Rais.
Perkembangan
sosial menekankan pada bagaimana seseorang mengembangkan citra diri atau
identitas diri, mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, serta
mengembangkan berbagai macam kemampuan sosial yang diperlukan dalam interaksi
antar pribadi. (Rod Plotnik & Haig Kouyoumdjian, 2011) .
Di UGM Amien Rais mengasuh
mata kuliah Teori Politik Internasional serta Sejarah dan Diplomasi di Timur
Tengah. Ia juga dipercaya mengajar mata kuliah Teori-teori Sosialisme. Yang
paling menyenangkannya adalah mata kuliah Teori Politik Internasional. Di
Fakultas Pascasarjana UGM ia dipercaya memegang mata kuliah Teori Revolusi dan
Teori Politik.
Amien Rais Mengelola
Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan [PPSK]. PPSK adalah lembaga pengkajian
dan penelitian di bawah yayasan Mulia Bangsa Yogyakarta. Salah satu raison
d’etre kelahiran PPSK adalah keprihatinan masih terbatasnya hasil-hasil
pengkajian yang menyangkut masalah-masalah strategis dan kebijakan yang berorientasi
pada masyarakat lemah.
Lembaga pengkajian ini
diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran yang meliputi: Pertama,
identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam berbagai
bidang kehidupan. Kedua, analisa yang akurat mengenai berbagai kecenderungan
global di bidang sosial-budaya, agama, ekonomi, politik, dan iptek, serta
dampaknya pada bangsa Indonesia. Ketiga, usulan pemecahan terhadap berbagai
persoalan bangsa berdasarkan telaah strategis dan kebijakan yang realistis dan
matang. Berbagai produk pemikirannya dipublikasikan lewat majalah Prospektif,
yang terbit tiga bulan sekali.
Hal – hal tersebut
adalah bukti nyata dari proses perkembangan sosialnya dan sebagai bentuk
kepeduliannya terhadap sesama. Dengan upaya – upaya diatas, Amien Rais berharap
agar interaksi dan hubungan yang baik tetap terjalin.
Identitas diri mengacu pada bagaimana kita
mendeskripsikan diri kita, termasuk nilai-nilai (yang kita anut),
tujuan-tujuan, kemampuan, persepsi-persepsi, ketertarikan, dan motivasi kita. Amin
Rais membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual,
kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan spiritual
diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama. Kebahagiaan
intelektual diperoleh dengan cara memberikan konstribusi pemikiran kepada
masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa berbuat
atau menolong orang lain. Itulah tujuan utamanya untuk menjalani kehidupan.
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi
pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri
dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(application), analisa (analysis), sintesa (synthesis), evaluasi (evaluation).
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal). Teori kogntif lebih menekankan bagaimana proses atau
upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang
lain.
Kemampuan kognitif Amien Rais nampak pada
pemikirannya tentang demokrasi. Amien Rais berpendapat bahwa Demokrasi adalah bentuk
atau mekanisme sistem pemerintah suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah, sedangkan demokrasi Indonesia adalah pemerintahan dari, oleh rakyat
dan untk rakyat berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Menurut Amien Rais ada 5 prinsip dalam demokrasi yaitu: pertama,
demokrasi menjamin berlangsungnya mekanisme checks and balance di
antara mereka yang sedang berkuasa, kedua, demokrasi menjamin
setidak-tidaknya empat macam kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat,
kebebasan pers, kebebasan beragama dan kebebasan dari rasa takut, ketiga, berlakunya
sistem control the people control the leaders, keeempat, dalam
demokrasi adanya kesediaan sharing of power dengan pihak lain guna
tercapai keseimbangan harmoni dengan kekuatan-kekuatan sosial politik; kelima,
demokrasi menjamin rakyat menempatkan para wakilnya di lembaga-lembaga
perwakilan secara bebas. Esensi dari demokrasi adalah al- ‘adalah atau
keadilan sesuatu yang sangat ditekankan di dalam ajaran-ajaran agama. Dan harus
diyakini bahwa penegakan keadilan merupakan esensi dalam demokrasi.
Sebagai suatu sistem yang tidak mutlak sempurna, tentu kritikan
tetap ada, terutama sifat demokrasi yang mengandalkan suara mayoritas, tetapi
demokrasi yang ingin dikembangkan disini adalah demokrasi yang dibimbing oleh
wahyu illahi sehingga tidak salah jalan.
.
v Firdaus Syam, Amien Rais Politisi
Yang Merakyat dan Intelektual Yang Shaleh, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,
2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar