Kamis, 12 Januari 2012

TUGAS PSIKOLOGI ANALISIS TOKOH “Prof. Dr. Muhammad Amien Rais”



TUGAS PSIKOLOGI
ANALISIS TOKOH
Prof. Dr. Muhammad Amien Rais”





C.IK.1
FIRMA ZUHDI AL FAUZI
115120200111018
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang
2011


“Analisis kepribadian Prof. Dr. Muhammad Amien Rais”
1. Biografi Amien Rais

Amien Rais lahir di kampung Kepatihan Kulon, Kota Solo, Jawa Tengah. Pada tanggal 26 April 1944. Ayahnya bernama H. Syuhud Rais adalah seorang guru agama yang berpendidikan lulusan Muallimin Muhammadiyah dan memberi pelajaran agama disekolah menengah umum organisasi itu, sedangkan ibunya bernama Sudalmiyah, aktif di cabang organisasi Muhammadiyah di bidang perempuan yaitu Aisyiah Cawangan kota Surakarta, ia juga mengajar di sekolah Guru kepandaian Putri Negeri serta Sekolah Bidan Aisyiah Surakarta.
Amien Rais dididik dan dibesarkan dari lingkungan keluarga yang sangat kental dengan nuansa ajaran Islam yang modernis serta berdisiplin tinggi, ia sering mengatakan  sejak“sebelum lahir” ia sudah menjadi warga Muhammadiyah. Didikan keras orang dari orangtuanya, terutama ibundanya, di usia 9 tahun “Amien kecil” sudah ditanamkan disiplin, bangun tidur sekitar pukul 04.00 setiap hari, selain itu Amien Rais juga terbiasa dengan melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan serta puasa Sunnah Senin-Kamis. Ia juga pemberani dan kerap tampil sebagai pembela kawan-kawannya.
Amien merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Kakaknya adalah Fatimah, dan empat adiknya adalah Abdul Rozak, Achmad Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Asyiah. Mereka tumbuh dan dibesarkan di kampung Kepatihan Kulon. Sejak kecil mereka sudah dilatih disiplin oleh sang ibu. Bila Amien kecil melanggar, sang ibu tidak segan-segan menghukumnya. Mereka harus bangun pukul 04.00 WIB setiap pagi. Caranya dengan meletakkan jam weker di dekat tempat tidur. Dan ketika bangun, mereka diminta untuk mengucapkan “ashalatu khairum minan naum” dengan suara keras sehingga terdengar sang ibu. Sang ibu biasanya memberikan imbalan berupa uang 50 sen. Uang tersebut lalu mereka tabung, untuk dibelikan baju baru menjelang lebaran.
Walaupun tegas, tetapi sang ibu tidak pernah memaksakan kehendaknya. Anak-anaknya dibiarkan tumbuh secara alami, sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. Hanya saja, pesan sang ibu yang tak pernah putus adalah mengingatkan mereka bahwa hakikat hidup adalah ibadah. Yang terus diingat Amien, ketika ibunya berkata, “Ingat Mien, berkemah pun ibadah.”
Dalam berbagai kesempatan, Amien Rais secara terus terang mengakui bahwa ibunyalah yang sangat mempengaruhi karakternya yang lugas tanpa basa-basi. Sampai kini Amien masih menempatkan ibunya sebagai konsultannya dan tempat pelipur lara. Mana kala ia menga­hadapi situasi atau persoalan pelik, ia selalu pulang ke Solo menemui sang ibu untuk meminta pendapatnya, atau sekadar untuk menghindari kejaran wartawan yang pantang ia tolak. Setiap Idul Fitri ia beserta semua saudaranya juga berkumpul di rumah sang ibu. Menurut Amien, hingga usia 80-an, ketegasan dan kejernihan berpikir Ibunya masih tetap seperti dulu. Ibunda Amien Rais wafat hari Jumat, 14 September 2001 di Solo, Jawa Tengah, dalam usia 89 tahun.
Sewaktu masih duduk di bangku SD, Amien kecil bercita-cita ingin menjadi walikota. Cita-cita ini sangat dipengaruhi oleh kekagumannya pada Muhammad Saleh yang menjabat Walikota Solo waktu itu. Muhammad Saleh adalah seorang muslim yang taat. Ia sering memberikan pengajian di Balai Muhammadiyah Solo. Walikota asal Madura ini sangat dihormati dan dicintai oleh rakyatnya. Namun setelah SMA, cita-cita Amien berubah. Ia ingin jadi duta besar. Mungkin cita-cita ini yang ikut mempengaruhinya untuk memilih jurusan hubungan internasional ketika memasuki perguruan tinggi. Prinsip hidup yang jadi pegangannya diakuinya sangat sederhana, yaitu mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya, orang harus berbicara dan berbuat apa adanya. “You are what you are,” katanya suatu ketika.
Kedua orang tuanya, dari sejak Sekolah Dasar sampai sekolah Menengah Umum tingkat atas menitipkan pendidikan anak-anak di sekolah binaaan Muhammadiyah. Amien Rais mengalami sosialisasi pendidikan resmi dalam dunia sekolah yang dibina oleh Muhammadiyah. Ia gemar baca buku dan bakat mempelajari bahasa juga sangat menonjol. Masa sekolah Menengah Pertama (SMP) ia juga aktif di kepanduan organisasi Muhammadiyah yang di kenal dengan Hizbul Wathan di kota Solo. Melalui aktivitas ini ia mulai menemukan semangat kolektivitas ketika harus berhadapan dengan gencarnya modernisasi, sementara akar-akar kultural masih kuat dengan struktur pedesaan.
Memasuki tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah pada tahun 1959, di kota Solo. Pada masa itu sistem pengajaran Sekolah Swasta berinduk ke sekolah Pemerintah (negeri). Amien Rais dapat dibanggakan, terutama bahasa Inggris , dimana nilainya 9, untuk pelajaran lain cukup baik, sehingga setelah selesai SMA ia diterima tanpa test di perguruan umum yang bergengsi yaitu Universitas Gajah Mada di kota Yogyakarta, ia juga diterima di lembaga tinggi bidang studi tarbiyah  di IAIN Suna Kalijaga, sebuah perguruan tinggi yang khusus mengkaji mengenai keIslaman. Semasa SMA ia juga aktif dalam bela diri dengan bergabung dalam perkumpulan jujitsu, selain itu juga ia aktif di kepanduan (Pramuka). Masa ini Amien Rais juga telah aktif di perkumpulan kalangan muda Muhammadiyah di Kepatihan.
Setelah menamatkan SMA  ia hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sosial Politik, bidang hubungan internasional di Universitas Gajah Mada. Pada masa yang sama beliau mengikuti kuliah di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan kalijaga. Gelar Sarjana  Muda (Bachelor) didapatkan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1967, kemudian ia menyelesaikan studi Sarjana di Jurusan Hubungan Internasional pada tahun 1968 dengan tema skripsi “mengapa politik luar negeri Israel berorientasi Pro-Barat”? . pada saat mahasiswa inilah ia banyak terlibat aktif  di beberapa organisasi kemahasiswaan seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Himpunan Mahasiswa Islam.
Studinya dilanjutkan pada tingkat Master di bidang Ilmu Politik di University of Notre Dame, Amerika Serikat, dan selesai pada tahun 1974. Dari universitas yang sama ia juga memperoleh Certificate on East-European Studies. Sementara itu, gelar Doktoralnya diperoleh dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1981 dengan disertasinya yang cukup terkenal, yaitu Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Ia juga pernah mengikuti Post-Doctoral Program di George Washington University pada tahun 1986 dan di UCLA pada tahun 1988.
Perjalanan pendidikannya tersebut telah memberinya banyak pengalaman dan kemampuan kognitif-analitis, dan mengantarkannya menjadi salah seorang intelektual terkemuka di negeri ini, bahkan di berbagai belahan dunia yang lain. Tugas-tugas intelektualisme pun ia lakukan, baik transformasi keilmuan (mengajar di berbagai universitas) dan juga melakukan kritik atas fenomena sosial yang sedang berlangsung.

2. Analisis kepribadian Amien Rais
Amin Rais mengalami berbagai macam proses perkembangan. Diantaranya adalah perkembangan emosi, perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan perkembangan dalam mendefinisikan identitas diri.
Perkembangan emosi mengacu pada pengaruh dan hubungan yang ditimbulkan oleh faktor genetik, faktor perubahan otak, faktor kognitif, kemampuan bekerjasama, dan faktor budaya pada perkembangan perilaku emosi, ekspresi, pemikiran, dan perasaan (Goldsmith, 2003).
Perkembangan emosi dan pemikiran Amien Rais mengalami berbagai proses ditunjukkan saat belia Amien Rais sudah terlibat dalam ber­bagai gerakan. Kecintaannya pada organisasi diawali dari keterlibatannya di pandu Hizbul Wathon. Ia di­percaya oleh teman-temannya untuk memimpin sebuah regu yang terdiri dari tujuh orang yang diberi nama regu Rajawali. Regu yang dipimpinnya selalu memenangkan berbagai perlombaan, seperti lomba tali-temali, morse, membuat jembatan, sampai pada lomba masak-memasak.

              Di sinilah Amien kecil mulai menyadari kekuatan ke­bersamaan dan makna kepemimpinan. Ketika menjadi mahasiswa, ia termasuk salah seorang pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah [IMM]. Ia juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam [HMI], dan pernah di­percaya untuk mendu­duki jabatan sekretaris Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam [LDMI] HMI Yogyakarta.
Perkembangan kognitif menekankan pada bagaimana seseorang merasa, berpikir, dan memperoleh pemahaman atas lingkungannya melalui hubungan dan pengaruh yang ditimbulkan oleh faktor genetik dan pembelajaran. (Rod Plotnik & Haig Kouyoumdjian, 2011).
Kebrobrokan politik dan ekonomi pada dasawarsa kedua tahun 1990-an mendorongnya kembali menggulirkan gagasan tentang suksesi, bahkan lebih luas lagi, yaitu reformasi politik di Indonesia, Amien rais mulai menggulirkan perubahan sosial yang mendasar di negeri ini. Bahkan, ia akhirnya menjadi orang terdepan dalam meruntuhkan kebobrokan politik Orde Baru. Dalam makalah ini akan khusus membahas pemikiran Amien Rais tentang Demokrasi. Hal tersebut menjadi salah satu proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri Amien Rais.
Perkembangan sosial menekankan pada bagaimana seseorang mengembangkan citra diri atau identitas diri, mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, serta mengembangkan berbagai macam kemampuan sosial yang diperlukan dalam interaksi antar pribadi. (Rod Plotnik & Haig Kouyoumdjian, 2011) .
Di UGM Amien Rais mengasuh mata kuliah Teori Politik Internasional serta Sejarah dan Diplomasi di Timur Tengah. Ia juga dipercaya mengajar mata kuliah Teori-teori Sosialisme. Yang paling menyenangkannya adalah mata kuliah Teori Politik Internasional. Di Fakultas Pascasarjana UGM ia dipercaya memegang mata kuliah Teori Revolusi dan Teori Politik.
Amien Rais Mengelola Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan [PPSK]. PPSK adalah lembaga pengkajian dan penelitian di bawah yayasan Mulia Bangsa Yogyakarta. Salah satu raison d’etre kelahiran PPSK adalah keprihatinan masih terbatasnya hasil-hasil pengkajian yang menyangkut masalah-masalah strategis dan kebijakan yang ber­orientasi pada masyarakat lemah.
Lembaga pengkajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran yang meliputi: Pertama, identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan. Kedua, analisa yang akurat mengenai berbagai kecenderungan global di bidang sosial-budaya, agama, ekonomi, politik, dan iptek, serta dampaknya pada bangsa Indonesia. Ketiga, usulan pemecahan terhadap berbagai persoalan bangsa berdasarkan telaah strategis dan kebijakan yang realistis dan matang. Berbagai produk pemikirannya dipublikasikan lewat majalah Prospektif, yang terbit tiga bulan sekali.
Hal – hal tersebut adalah bukti nyata dari proses perkembangan sosialnya dan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap sesama. Dengan upaya – upaya diatas, Amien Rais berharap agar interaksi dan hubungan yang baik tetap terjalin.
Identitas diri mengacu pada bagaimana kita mendeskripsikan diri kita, termasuk nilai-nilai (yang kita anut), tujuan-tujuan, kemampuan, persepsi-persepsi, ketertarikan, dan motivasi kita. Amin Rais membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual, kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan spiritual diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama. Kebahagiaan intelektual diperoleh dengan cara memberikan konstribusi pemikiran kepada masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa berbuat atau menolong orang lain. Itulah tujuan utamanya untuk menjalani kehidupan.
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisa (analysis), sintesa (synthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kogntif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.
Kemampuan kognitif Amien Rais nampak pada pemikirannya tentang demokrasi. Amien Rais berpendapat bahwa Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintah suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah, sedangkan demokrasi Indonesia adalah pemerintahan dari, oleh rakyat dan untk rakyat berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Menurut Amien Rais ada 5 prinsip dalam demokrasi yaitu: pertama, demokrasi menjamin berlangsungnya mekanisme checks and balance di antara mereka yang sedang berkuasa, kedua, demokrasi menjamin setidak-tidaknya empat macam kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan beragama dan kebebasan dari rasa takut, ketiga, berlakunya sistem control the people control the leaders, keeempat, dalam demokrasi adanya kesediaan sharing of power dengan pihak lain guna tercapai keseimbangan harmoni dengan kekuatan-kekuatan sosial politik; kelima, demokrasi menjamin rakyat menempatkan para wakilnya di lembaga-lembaga perwakilan secara bebas. Esensi dari demokrasi adalah al- ‘adalah atau keadilan sesuatu yang sangat ditekankan di dalam ajaran-ajaran agama. Dan harus diyakini bahwa penegakan keadilan merupakan esensi dalam demokrasi. 
Sebagai suatu sistem yang tidak mutlak sempurna, tentu kritikan tetap ada, terutama sifat demokrasi yang mengandalkan suara mayoritas, tetapi demokrasi yang ingin dikembangkan disini adalah demokrasi yang dibimbing oleh wahyu illahi sehingga tidak salah jalan.
.






v  Firdaus Syam, Amien Rais Politisi Yang Merakyat dan Intelektual Yang Shaleh, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar