KEHIDUPAN NYATA DI RUANG
LAIN (TEORI MIMPI ZAMAN TIONGKOK KUNO)
|
(Epochtimes.co.id)
Apa yang dipikirkan di pagi hari, kadang muncul dalam
mimpi di malam hari, sesungguhnya bagaimanakah terjadinya mimpi? Terjadi di
mana? Apakah yang dimaksud dengan "Sebuah mimpi jewawut (Setaria
italica)?"
Apakah Zhuang Zhou yang bermimpi tentang kupu-kupu,
ataukah kupu-kupu yang bermimpi tentang Zhuang Zhou? Manusia macam apakah yang
tidak bermimpi? Hendak menjelaskan fenomena mimpi-mimpi tersebut, perlu dibahas
perihal TCM (Traditional Chinese Medicine) dan ilmu spiritual aliran Tao
zaman Tiongkok kuno.
Apabila sehari tidur 8 jam, maka dalam kehidupan
manusia akan terdapat 1/3 waktunya dipergunakan hanya untuk tidur. Di zaman
Tiongkok kuno sangat mementingkan mimpi, jauh pada zaman Dinasti Shang (abad
16-11 SM) sudah ada pejabat khusus yang menjelaskan mimpi bagi kalangan istana dan
para bangsawan dan apa yang terjadi di mimpi dianggap dapat merefleksikan
keberuntungan maupun kesialan.
Zhou Li dan Lie Zi, dua kitab kuno, membagi mimpi
menjadi enam macam, Zhou Gong mengurai mimpi adalah kitab yang mulai tersebar
pada waktu itu.
Pendapat TCM tentang mimpi
Kitab suci TCM (Traditional Chinese Medicine,
ilmu kedokteran tradisional Tiongkok) yakni Huang Di Nei Jing mengatakan
bahwa manusia terbentuk oleh "Langit dan bumi", itulah mengapa
pembentukan manusia mengandung 2 komponen utama yakni: komponen dari
langit dan komponen dari bumi.
Langit termasuk tak berbentuk, "bumi"
termasuk yang berbentuk; oleh karena itu jiwa manusia selain memiliki tubuh
"berbentuk" juga mengandung komponen yang "tak berbentuk";
maka manusia itu bersamaan hidup di ruang yang "berbentuk" maupun
"tak berbentuk" pada ruang lain.
TCM menganggap lima organ (jantung, hati, paru-paru,
limpa, ginjal) selain tempat menyimpan spirit, juga jiwa (sebutan secara umum)
yang meliputi: jiwa (shen), roh (hun), sukma (po), niat (Yi),
kehendak (zhi). Shen (jiwa) adalah pemimpin dari lima organ, yang
khusus disebut sebagai: Yuanshen.
Yuanshen adalah dominan (yang mendominasi) sesungguhnya dari
manusia. Ketika manusia dalam keadaan sadar jernih, Yuanshen-lah yang
mengeluarkan kesadaran dan melalui otak besar memberikan perintah serta
aba-aba, mengontrol tubuh, menghasilkan beraneka ragam aktivitas kegiatan di
ruang yang "berbentuk"; sedangkan jiwa, roh, sukma dan komponen
jiwa yang tidak berbentuk lainnya adalah peserta utama aktivitas di ruang
lain ketika manusia di dalam keadaan tidur nyenyak yakni ketika tubuh sedang
beristirahat.
TCM terutama beranggapan bahwa roh (hun) adalah
pemeran utama tidur, karena hun pada pagi hari muncul di mata, pada malam hari
ia balik ke organ hati; pada saat hun berada di mata (jendela nurani) maka ia
bisa melihat benda, pada saat hun berada di organ hati maka ia bisa bermimpi.
Ahli Tao mengurai mimpi
TCM termasuk "ilmu kedokteran Tao", pada
dasarnya kebudayaan Tiongkok kuno sebetulnya termasuk "kebudayaan
beraliran Tao". Pejabat nujum mimpi pada zaman kuno melakukan analisa
menyeluruh terhadap suasana mimpi dengan kehidupan realita, menggabungkannya
dengan teori dan prinsip dari: Yin-Yang, Lima Elemen (Wu Xing)
dan 8 Trigram (Ba Gua atau patkua), melakukan penafsiran
tentang kebaikan atau keburukan yang akan dihasilkan dari mimpi tersebut.
"Zhou Gong menafsir mimpi" yang terwariskan
sekarang adalah merangkum dengan metode sistematis sebagian besar suasana
mimpi, misalkan bermimpi tentang kebakaran menandakan peruntungan keluarga bisa
terangkat naik, bermimpi tentang turun salju menandakan di dalam keluarga bakal
terjadi musibah dan sebagainya.
Kitab kuno Lie Zi dari Zaman Zhou (abad
11-256SM, Lie Zi adalah seorang kultivator aliran Tao), dengan lebih
jelas lagi menerangkan tentang cara penafsiran mimpi. Mimpi bisa terdiri dari 6
macam yang disebut 6 Hou dan digabungkan dengan 8 Pertanda
tentang hal yang ditemui ketika dalam keadaan sadar serta dijadikan sebagai
dasar penafsiran mimpi.
Legenda mimpi
Pada Zaman Tang terdapat seorang intelektual bernama
Lu Sheng, ia berjumpa seorang arif bijaksana bernama Lu Weng yang memberinya
sebuah bantal, di sebuah penginapan di Kota Handan tertidurlah ia di atas
bantal tersebut.
Sesudah Lu Sheng tertidur pulas, ia bermimpi yang
sangat panjang sekali. Ia bermimpi tentang pernikahan, lulus dalam ujian
negara, memiliki 5 anak, menjadi seorang pejabat dan jabatan terakhirnya ialah
perdana menteri.
Usianya mencapai 80 tahun, ketika ajal menjelang,
begitu ia terkejut, tiba-tiba lantas terbangun, total telah terlewati 50 tahun
(di dalam mimpi tersebut). Pada saat itu jewawut yang direbus terletak tidak
jauh dari ranjangnya belum juga matang, itu adalah "sebuah mimpi
jewawut" yang tersohor.
Mengapa tubuh ketika bermimpi di ruang berbentuk
seperti ini hanya berlangsung beberapa menit saja, padahal ruang tidak
berbentuk di dalam suasana mimpi itu sudah berlalu 50 tahun lamanya? Ini adalah
permasalahan selisih waktu antara ruang berbentuk dan ruang tak berbentuk, karena
pada ruang berbeda memiliki waktu yang berbeda pula.
Di dalam kitab kuno Zhuang Zi (Zhuang Zi
adalah seorang kultivator aliran Tao sekitar 2.500 tahun yang silam), terdapat
kisah mengenai Zhuang Zhou Bermimpi Kupu-kupu, Zhuang Zhou bertanya kepada
dirinya sendiri: "Apakah Zhuang Zhou yang bermimpi tentang kupu-kupu?
Ataukah kupu-kupu yang bermimpi Zhuang Zhou?"
Mengapa Zhuang Zi memiliki pemikiran seperti
ini?
Zhuang Zi berpendapat perdebatan tentang baik dan buruk, ada
dan tiada di dunia fana ini tidak diperlukan.
Ketika manusia bisa terlepas dari pemikiran manusia
dan menyatu dengan bumi-langit (alam semesta) serta telah mencapai Tao, maka
tidak lagi terjebak dengan baik-buruk, ada-tiada, karena segala materi adalah
satu, baik Zhuang Zhou maupun si kupu-kupu keduanya berasal dari Tao (bab ke-2
eori satu materi oleh Zhuang Zi).
Zhuang Zi juga beranggapan ketika manusia bisa terlepas dari
hati manusia dan menyatu dengan Tao, maka tak akan menderita kelelahan tubuh
dan pikiran, bisa berkelana di ketakterhinggaan dan melanglang jagad raya
dengan bebas.
Kultivasi aliran Tao harus menempuh jalan
"kembali ke jati diri asli", yakni harus melepas berbagai keterikatan
hati manusia dan pikiran/konsep pasca kelahiran yang tidak baik dan kembali ke
masa pra-kelahiran, yaitu yang berbentuk Yuan shen (jiwa prima), asal
muasal jiwa.
Manusia sejati tercapai berkat penyatuan raga dan jiwa
dan selaras dengan Tao, sudah mencapai taraf tak berbatasan, tak terpengaruh
dunia luar, tidak terikat oleh materi berbentuk dan pikiran, maka itu ia tidak
bermimpi.
Cara hidup manusia di ruang lain
Sesungguhnya apakah mimpi itu nyata, ataukah khayalan
saja? Coba perhatikan apa yang ditulis pepatah kuno: "Mimpi bagaikan
kehidupan, kehidupan bagaikan mimpi."
Sebetulnya kehidupan manusia mengandung 2 hal penting:
kehidupan nyata dan hidup di alam mimpi. Di dalam kehidupan nyata, terjadi di
dunia yang kelihatan, Yuan Shen dengan tubuh adalah pemeran utama, Yuan
Shen mengeluarkan kesadaran dan mengontrol tubuh serta menimbulkan berbagai
aktivitas tindakan. Tentu saja, saat itu Yuan Shen juga dapat
dipengaruhi oleh komponen kehidupan dari ruang lain.
Di dalam kehidupan mimpi, terjadi di ruang lain yang
tidak berbentuk, jiwa, sukma, roh dan komponen jiwa lain yang tidak berbentuk
adalah pemeran utama. Berbagai komponen kehidupan pada masing-masing ruang
eksistensinya, menimbulkan berbagai aktivitas tindakan.
Waktu itu, tubuh dalam kondisi beristirahat, tetapi
bukan berhenti total, informasi kegiatan dari berbagai macam komponen jiwa di
ruang lain bisa direfleksikan pada permukaan otak besar, ini adalah impian yang
oleh ilmu kedokteran moderen disebut mimpi.
Mimpi adalah aktivitas kegiatan jiwa yang eksis di
ruang lain yaitu perwujudan kehidupan manusia di ruang tak berbentuk. Oleh
karena itu, mimpi adalah sesuatu yang nyata, adalah bagian penting yang tidak
bisa kurang dalam kehidupan manusia. Kehidupan nyata dan kehidupan di dalam
mimpi membentuk sebuah kehidupan yang utuh, keduanya bisa saling mempengaruhi,
itulah mengapa orang kuno begitu memperhatikan mimpi.
Mengapa di pagi hari terpikir sekilas bisa menimbulkan
terbawa ke dalam mimpi di malam hari?
Pikiran juga memiliki jiwa, ia eksis di ruang lain
yang tak berbentuk. Di dalam mimpi, pikiran yang ditimbulkan pada pagi hari
bisa ikut berperan dalam kegiatan di ruang lain, dan direfleksikan ke lapisan
kulit otak besar, inilah yang disebut terbawa ke dalam mimpi di malam hari.
Tentu saja, di ruang lain terdapat banyak komponen
jiwa yang ikut berperan di dalam aktivitas, ada yang kepunyaan sendiri, juga
ada yang milik orang lain, ada yang dikenal, ada pula yang tidak dikenal, maka
terbentuklah mimpi yang beraneka-ragam dengan berbagai detail, ini adalah juga
semacam kehidupan nyata yang lain, hanya saja terjadi pada ruang lain yang tak berbentuk.
(Wang Yuanfu/New Epoch Weekly Magazine/whs)
Wang Yuanfu merupakan seorang dokter dan ahli TCM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar