Dasar –
dasar mimpi
Mari kita
kembali kepada dasar-dasar mimpi, setelah dua artikel sebelumnya membahas
tentang konsep Lucid Dreaming.
Seumur hidupnya rata-rata manusia menghabiskan 40% dari waktunya untuk
tidur, dan rata-rata dalam tidurnya manusia mengalami 4-5 mimpi. Bayangkan!
Sangat banyak sekali mimpi yang kita alami, namun jarang yang ingat bahwa
semalam mereka bermimpi, alih-alih mengingat apa yang diimpikan.
Sebelum masuk kedalam struktur isi dari mimpi, saya akan menjelaskan
tentang siklus tidur manusia. Siklus tidur manusia berkisar sekitar 90 menit
dan melalui dua tahapan, yaitu Non REM dan REM. Pertama kali masuk ke dalam
alam mimpi ( yang menandai ambang batas kesadaran adalah keadaan hypnogogic,
dimana kilasan-kilasan gambar terlihat kemudian bertambah intensitasnya dengan
diiringi suara ) adalah melalui Non REM, kemudian beranjak ke gelombang otak
delta, kembali lagi ke gelombang otak theta, kemudian memasuki REM. REM adalah
tahapan dari siklus tidur yang ditandai dengan gerakan cepat mata yang bisa
teridentifikasi dibawah kelopak mata, selain itu juga ditandai dengan bagian
otak yang aktif seperti pada saat kita bangun. Lucid Dreaming terjadi pada
tahapan REM ini. Siklus ini berulang beberapa kali ( umumnya pada malam hari
4-5 siklus ).
Setiap satu siklus tidur inilah mimpi terjadi.
Jadi apa sebenarnya mimpi itu? Pada saat anda bangun, yang dominan adalah
pikiran conscious anda, sedangkan pada saat anda tidur pikiran subconsciouslah
yang menjadi aktif. Bagaimana pikiran subconscious ini dapat berkomunikasi
dengan pikiran conscious anda? Yap anda benar, mimpi adalah komunikasi
tersebut. Apa sebenarnya yang ingin disampaikan dengan komunikasi ini? Ada
bermacam-macam tujuan dari komunikasi ini , di sini kita hanya akan membahas
satu hal saja, yaitu rekapitulasi dari tanggapan pikiran subsconscious terhadap
aksi pikiran conscious pada saat aktif. Sehingga komunikasi berlangsung satu
arah. Beda halnya dengan Lucid Dreaming dimana komunikasi terjadi dua arah,
karena pikiran conscious dan pikiran subconscious anda aktif secara bersamaan (
dengan demikian Lucid Dreaming mempunyai tujuan komunikasi yang berbeda dari
mimpi biasa ).
Jadi bagaimana komunikasi ini bisa terjadi sementara fungsi pusat bahasa
tidak aktif. Gambar adalah jawabannya. Tidak salah peribahasa yang mengatakan
gambar lebih berharga dari ribuan kata. Dengan gambar, komunikasi dapat
dilakukan dengan efisien. Bayangkan kalau mimpi anda adalah sederetan naskah
panjang, wah tentu membosankan sekali mimpi itu!
Dengan bahasa gambar ini, mimpi menjadi sesuatu yang universal, yang dapat
dimengerti oleh orang-orang di seantero bumi, dan inilah yang menjadi kerangka
dasar konsep Shared Dreaming ( tahapan lebih lanjut dari Lucid Dreaming ). Dan
dengan bahasa gambar ini, mimpi dapat dimengerti oleh bahkan bayi yang belum
mengenal bahasa lisan sekalipun!
Pada bagian ke-II artikel, saya akan membawa anda menelusuri lebih jauh
struktur dari bahasa gambar mimpi tersebut.
@easternlight.hanzpk.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar