Senin, 16 Januari 2012

hambatan - hambatan komunikasi



Hambatan komunikasi:
·  perbedaan persepsi dan kepentingan è bahasa, tk
pendidikan
·  ada persaingan nilai
·  kepentingan itu diikuti oleh mekanisme pasar
·  kekerasan kata-kata ex. agar akrab dengan
menggunakan kata-kata berbagai macam binatang
untuk memanggil seseorang è mestinya tidak
dugunakan/diterpkan di semua situasi jadi hanya pada
kalangan tertentu
·  perbedaan budaya
1. Bentuk-bentuk komunikasi:
a. Komunikasi Persona
? Komunikasi Intrapersona: proses komunikasi yang
berlangsung dalam diri seseorang
Contoh: Seseorang sedang duduk menyendiri
merenungi nasibnya, secara fisik ia diam saja seperti
tidak melakukan komunikasi, tetapi di dalam dirinya
berlangsung proses komunikasi dengan dirinya sendiri.
? Komunikasi Antarpersona: proses komunikasi yang
berlangsung antara individu satu dengan individu lain.
Contoh: Seseorang bertemu dengan teman lama
kemudian saling bertukar cerita, berbagi
b. Komunikasi Kelompok: proses komunikasi yang berlangsung
pada suatu kelompok manusia.
? Komunikasi Kelompok Kecil: proses komunikasi yang
berlangsung dan dimungkinkan terjadi dialogis
Contoh: ceramah, diskusi panel, simposium, forum,
seminar, kuliah
? Komunikasi Kelompok Besar: proses komunikasi yang
berlangsung dan tidak dimungkinkan terjadi dialogis
Contoh: kampanye, rapat raksasa, demonstrasi
mahasiswa
c. Komunikasi Massa: jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang
sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Contoh: pers (surat kabar, tabloid, dll.), radio, televisi,
Film
2. Jika diminta untuk menyelesaikan persoalan dengan dua orang
warga masyarakat, model komunikasi yang sebaiknya saya
pilih dengan pendekatan komunikasi antarpersona, karena
komunikasi antar persona adalah bukan sekadar komunikasi
yang terjalin antara dua orang tanpa media (face to face)
saja juga mampu memcerminkan bahwa manusia yang
berkomunikasi mampu mengekspresikan kehangatan,
keharmonisan, keterbukaan, dukungan terhadap pihak yang
sedang diajak berkomunikasi. Dengan model komunikasi ini
maka komunikasi dapat dilakukan secara dari hati ke hati. Dua
warga masyarakat yang sedang konflik (memiliki persoalan)
dapat kita pertemukan sehingga terjadi interaksi dalam
bentuk antar pribadi.
Dengan pendekatan ini maka warga yang terlibat dalam
komunikasi dapat mengemukakan pendapat, apa yang yang ada
dalam pikiran mereka, apa yang sedang terjadi diantara
mereka berdua, apa yang sedang mereka segketakan,
permasalahan apa yang menyebabkan timbul suatu persoalan.
Dengan mengeluarkan pendapat, argumen dan semua apa yang
mereka rasakan, kita sebagai mediator dapat lebih mudah
dalam memberikan perimbangan-pertimbangan dalam
penyelesaian persoalan (dalam hal ini sebagai mediator kita
tidak dapat memberikan pendapat pribadi yang dapat
menambah persoalan baru, kita tidak boleh memaksakan
pendapat kita, kita hanya sebagai perantara dalam
menyelesaikan persoalan tersebut).
Hal ini dapat dilakukan karena dalam komunikasi antar pribadi
masing-masing individu memiliki:
? Empati, proses kemampuan menangkap hal-hal yang
terdapat di dalam komunikasi dengan orang lain dengan
cara menganalisis pembicaraan, nada suara sehingga seseorang dapat menangkap pikiran dan perasaan yang
sesuai dengan orang yang bersangkutan.
? Deskripsi, kemampuan untuk membuat pernyataan yang
konkrit, spesifik, deskriptif.
? Kemampuan merasakan dan memahami pernyataan yang
dibuat dan mempertanggungjawabkannya sehingga tidak
hanya menyalahkan orang lain terhadap perasaan yang
dialami
? Sikap kedekatan, keinginan untuk membicarakan perasaanperasaan
pribadi
? Tingkah laku yang fleksibel ketika menghadapi kejadian
yang baru dialami
Dengan komunikasi antarpribadi ini maka persoalan yang
terjadi antara dua warga masyarakat dapat diperbaiki dan
dibina kembali sehingga dapat terjlin hubungan yang harmonis.
3. Informasi terjadinya gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 di
DIY-Jateng, terdengar diseluruh penjuru dunia. Menurut
saya medai yang paling cepat untuk menginformasikan suatu
pesan dalam keadaan darurat adalah radio, karena radio
memiliki daya langsung (proses penyusunan dan penyampaian
pesan relatif cepat), daya tembus (menembus jarak dan
ketinggian, semakin tinggi maka semakin dapat menjangkau
khalayak yang lebih luas) dan daya tarik (adanya unsur-unsur
yang serba hidup yaitu musik, kata-kata dan efek suara.
Pada saat terjadi gempa, jaringan listrik dan telekomunikasi
terputus. Kita tidak tahu sumber gempa dari mana yang
kemudian disusul adanya isu tsunami yang menimbulkan
kepanikan masyarakat. Media yang pertama kali dicari
masyarakat adalah radio karena praktis, tidak memerlukan aliran listrik. Dengan menggunakan baterey radio dapat
difungsikan sehingga kita segera dapat mengetahui bahwa
sumber gempa dari arah pantai selatan dengan skala 5,9
SRdan tsunami yang membuat kepanikan masyarakat hanyalah
isu.
Setelah mengetahui bahwa begitu parahnya kerusakan yang
terjadi akibat gempa maka radiolah yang selama ini menjadi
pusat informasi dan dialog masyarakat Jogja dan Jateng
pasca gempa di tengah terputusnya jaringan listrik dan
telekomunikasi di beberapa wilayah di Jogja-Jateng. Dari
radio ini kita dapat memantau perkembangan informasi
seputar gempa dan dapat memantau daerah mana saja yang
memerlukan bantuan dan jenis bantuan yang dibutuhkan.
Stasiun radio Sonora misalnya, bisa dijadikan sebagai
alternatif pusat informasi sehingga komunikasi lebih efektif
fan terpusat.
Dari stasiun radio Sonora ini masyarakat daerah Bantul
misalnya berusaha mencari bantuan dengan telfon melalui
wartel terdekat (di luar daerah yang tidak begitu parah
akibat gempa sehingga jaringan telekomunikasi jalan misalnya
daerah Gamping, dll.) ke staiun Radio Sonoro menyampaikan
kebutuhan merke misalnya tenda, obat-obatan, dan lain-lain.
4. Pasca gempa bumi di DIY-Jateng, banyak pihak yang
membantu program rekonstruksi merasa mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang menjadi korban
gempa tersebut karena beberapa faktor yang disebabkan
oleh unsur-unsur yang ada di dalam proses komunikasi.
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
·  Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang
akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi,
yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai
dengan keinginan, kebutuham atau kepentingan. Banyak
pihak yang bermaksud untuk membantu program
rekonstruksi. Namun, tidak semua pihak tersebut
tanpa maksud dan tujuan tertentu. Ada kepentingan
yang berbeda-beda dalam keterlibatan banyak pihak di
dalam proses ini. Banyak ‘bendera’ yang dikibarkan
dalam membantu proses ini, ada yang berasal dari
partai, lembaga non profit/LSM baik dari dalam
maupun luar negeri, golongan agama dan lain-lin.
Misalnya: keterlibatan dalam proses rekontsruksi
karena ingin mendapat dukungan dalam proses
pemilihan kepala daerah.
·  Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
·  Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara
radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan. Pada situasi pasca gempa
tersebut jaringan listrik dan telekomunikasi terputus
sehingga untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan
baik dari para korban kepada pemerintah/tim
rekonstruksi maupun sebaliknya.
·  Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi
dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
·  Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya
perhatian pada saat menerima / mendengarkan pesan,
sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
·  Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu
atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: a) gangguan kesehatan karena banyak
masyarakat menjadi korban baik luka berat maupun ringan
akibat tertimpa reruntuhan serta kondisi mereka yang
masih berada di tenda-tenda darurat sehingga keadaan
fisik mereka tidak terjamin, b) sehubungan dengan
teputusnya jaringan listrik dan telekomunikasi pasca
gempa di beberapa wilayah di DIY-Jateng menyebabkan
komunikasi terganggu
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadangkadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas
atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima,
dengan kata lain bahasa yang digunakan berbeda.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi. Dalam musibah ini komunikan
masih trauma dengan musibah yang menimpa mereka.
Bencana yang yang telah mengambil keluarga dan harta
benda mereka menimbulkan dampa traumatik yang sangat
tinggi sehingga pada saat diajak untuk berkomunikasi
menjadi ‘tidak nyambung’ bahkan ketidakmampuan mereka
dalam menghadapi bencana ini menimbulkan stress yang
berkepanjangan. Faktor psikis komunikan ini yang
membuat proses rekonstruksi menjadi sulit.
Selain itu faktor Prasangka: merupakan penilaian yang
sejak awal sudah tertanam dalam diri komunikan terhadap
komunikator. Biasanya prasangka ini terlalu besar dan
negatif, sehingga menjadi hambatan paling berat dalam
komunikasi. Dalam keadaan membutuhkan akan bantuan
baik berupa tenda, obat-obatan dan lain sebagainya,
korban gempa terkadang mempunyai prasangka yang
negatif terhadap pihak-pihak yang akan membantu karena
adanya orang-orang yang tidak mereka kenal masuk ke
wilayah mereka. Sehingga muncul dalam pikiran mereka
untuk berhati-berhati terlebih dahulu terhadap orangorang
asing/dari luar daerahnya. Misalnya: pada saat
situasi pasca gempa ini banyak terjadi tindak pencurian,
perampokan dan lain-lain yang mersahkan masyarakat.
Banyak orang yang tidak merkea kenal keluar masuk
daerah merekea tanpa alasan jelas. Untuk itu masyarakat
menjadi berhati-hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar