Kamis, 12 Januari 2012

MAKALAH SUMBER ILMU FILSAFAT



KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tak terkira kami sampaikan ke hadiran tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sumber Filsafat Ilmu tepat pada waktnya.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Ilm dan dasar-dasar logika di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang , 28 September 2011

Penyusun



       I.            PENDAHLUAN
§  Latar  Belakang
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari  epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial, namun
karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi
filsafat ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial.             Pembagian ini lebih merupakan pembatasan bidang-bidangyang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat
otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan
yang  prinsip antara ilmu-ilmu alam dan sosial, dimana keduanya mempunyai  ciri-ciri keilmuan yang sama.

§  Rumusan Masalah
1.     Bagaimana struktur terbentuknya ilmu filsafat
2.     Apa yang dimaksud definisi Ilmu Filsafat menurut para tokoh
3.     Apa sajakah yang termasuk dalam bidang bidang pengetahuan pada zaman yunani kuno

§  Tujuan
1.     Mengetahui struktur terbentuknya Ilmu Filsafat
2.     Mempelajari definisi Ilmu Filsafat menurut para tokoh
3.     Menganalisis bidang bidang pengetahuan pada zaman yunani kuno



       II.          Pembahasan
Filsafat Ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno. Pada zaman itu filsafat dan ilmu jalin menjalin menjadi satu, keduanya termasuk dalam pengertian episteme.
Menurut aristoteles, episteme adalah “sutu kumpulan yag teratur dari pengetahuan rasional dengan objeknya  sendiri yang tepat. Jadi, filsafat dan ilmu tergolong sebagai pengetahuan rasional, yakni pengetahuan yang di peroleh dari pemikiran atau rasio manusia.
Episteme dibedakan menjadi tiga :
1.     Praktike (pengetahuan praktis)
2.     Poietike (pengetahuan produktif)
3.     Theoritike ( pengetuan teoretis)
Theoritike dibedakan pula menjadi tiga kelompok, dengan sebutan:
1)    Mathematike (pengetahuan matematika)
2)    Physike (pengetahuan fisika)
3)    Prote philosophia (filsafat pertama)
Filsafat pertama adalah pengetahuan toretis yang menelaah peradaan yang abadi, tidak berubah dan terpisah dari materi. Aristoteles mendefinisikan sebagai “the science of first principles” (ilmu tentang asas asas yang pertama) kemudian definisi itu di perlengkapnya menjadi “a scence which investigates being as being, and the attributes which belong to this in virtue of its own nature” (suatu ilmu yang menyelidiki peradaan dan ciri ciri yang tergolong pada objek  ini berdasarkan sifat dasarnya sendiri).
Seorang pemikir pertama dalam sejarah filsafat diakui sebagai the father of philosophy (bapak filsafat ) ialah thales.
Thales memperkembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi dari alam semesta. Ia juga berusaha mengembangkan astronomi dan matematika.
Pada tahap berikutnya muncullah pythagoras, pemikir tokoh matematik ini mengemukakan sebuah ajaran metafisika bahwa bilangan merupakan intisari dari semua benda serta dasar pokok dari sifat sifat benda, dalilnya berbunyi :” number rules the universe” ( bilangab memerintah jagat raya ini).
Pythagoras berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat bagi pemahaman filsafati. Pendapat ini kemudian memperoleh pengukuhan dar seorang filsuf yunani besar lainnya, yaitu Plato, tokoh pemikir ini menegaskan bahwa filsuf adalah cinta pandangan tenteng kebenaran (vision of truth) sedang filsafat merupakan pencarian yang bersifat perekaan (atau spekulatif) terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat plato disebut filsafat spekulatif.
Menurut pendapat Plato, geometri sebagai pengetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci kea rah pengetahuan dan kebenaran filsafati serata bagi pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan yang terakhir.
Sejak zaman yunani kuno sesungguhnya  berkembang 4 bidang pengetahuan, yaitu filsafat, ilmu, matematika, dan logika. Masing masing bidang pengetahuan itu memiliki ciri kehususan tersendiri dan menempuh arah pertumbuhan yang berbeda satu sama lain.
1.     Filsafat.
Filsafat dimulai oleh thales sebagai filsafat jagad raya yang selanjutnya berkembang ke arah fosmologi. Filsafat ini kemudian menjurus pada filsafat spekulatif pada Plato dan metafisika pada aristoteles.
Filsuf Romawi Marcus Tullius Cicero secara singkat memberikan definisi filsafat sebaga ars vitae atau “the art of life”(pengetahuan tentang hidup). Konsepsi filsafat ini kemudian dianut luas atau orang orang terpelajar pada zaman Renaissance di eropa.
Dalam abad abad selanjutanya filsafat berkembang melalui dua jalur. Jalur yang pertama ialah filsafat alam (natural philosophy) yang mempelajari benda dan peristiwa alamiah. Untuk mempelajari secara tegas dengan filsafat alam itu, maka bidang pengetahuan ke dua yang menyangkut tujuan dan kewajiban manusia seperti etika, politik, dan psikologi disebut filsafat moral (moral philosophy).
Setelah memasuki abad XX ini filsafat dibedakan menjadi dua ragam, yakni filsafat kritis dan filsafat spekulatif. Filsafat kritis itu kemudian oleh sebagian filsuf disebut filsafat analaitik. Ragam filsafat analitik membahas pertanyaan pertanyaan tentang arti (meaning-question) dengan kata lain filsafat analitik terutama memusatkan perhatiannya pada analisis secara cermat terhadap makna berbagai pengertian yang diperbincangkan dalam filsafat, seperti misalnya substansi, eksistensi, moral, realitas, sebab, nilai,kebenaran,kebaikan , keindahan, dan kemestian.
Menurut perumusan Alfred North Whitehead, filsafat spekulatif adalah usaha menyusun sebuah system ide ide umum yang berpautan, logis, dan perlu yang dalam kerangka system itu setiap unsur dari pengalaman kita dapat ditafsirkan.



2.     Ilmu.

Pada zaman Yunani kuno episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat maupun ilmu. Thales sebagai seorang filsuf juga mempelajari astronomi dan topik topik yang termasuk pengetahuan fisika. Fisika adalah pengetahuan teoretis yang pempelajari alam.
Tetapi, pada zaman Renaissancesejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan baru. Tokoh tokoh pembaharu dan pemikir seperti Galleo Gallilei, francis Bacon dan pada abad berikutnya Rene Descartes, dan Isaac Newton memperkenalkan metode matematik dan metode ekperimental untuk mempelajari alam.
Sejak abad XVII filsafat alam sesungguhnya bukan pengetahuan filsafat, melainkan pengetahuan yang kini dikenal sebagai ilmu alam. Perkembangan ilmu itu mencapai puncak kejayaan di tangan Newton. Dalam perkembangan selanjutnya philosophia naturalias memisahkan diri darai filsafat dan pada ahli menyebutnya kembali dengan nama fisika. James Connant menyatakan bahwa ilmu modern mencapai tahap berjalan dan berbicara pada tahun 1700 dan mulai memasuki taraf kedewasaan pada sekitar tahun 1780. Setelah dewasa masing masing ilmu memisahkan diri dari filsafat seprti halnya fisika.  Pemisahan diri  dilakukan oleh biologi dan psikologi.
Menurut pengamatan Hendry aiken, dalam abad XX filsafat memberikan kelahiran pada ilmu ilmu yang tampaknya juga bebas berupa logika formal, ilnguistik, dan teori tanda.
Filsafat kebanyakan masih bercorak spekulatif, sedangan ilmu ilmu modern telah menerapkan metode metode empirs, eksperimental dan induktif. Kini secara pasti cabang semua ilmu dinyatakan sebagai ilmu ilmu empiris. Sifat empiris inilah yang membentuk ciri umum dari kelompok ilmu modern yang membedakannya dari filsafat.
3.     matematika.

Bidang ilmu pengetahuan ke tiga setelah filsafat dan ilmu yang berkembang sejak zaman yunani kuno ialah matematika. Matematika mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kedua bidang pengetahuan yang terdahulu itu.
Matematika sejak semula menjadi pendorang bagi pengembangan filsafat. JB. Burnet misalnya menyatakan bahwa perkembangan filsafat yunani bergantung pada kemajuan penemuan ilmiah khususnya matematika lebih dari sesuatu hal lainnya. Sedangaka Stephen barker mengemukakan bahwa pada zaman kuno matematika menyajikan bahan makanan yang berlimpah limpah berupa persoalan persoalan bagi pemikiran filsafati dan pada masa akhir akhir ini lebih banyak lagi.
Filsafat mendorang perkembangan matematika dan sebaliknya matematika juga memacu pertumbuhan filsafat. Selanjutnya matematika merupakan sumber penting yang tak kering kering sejak zaman kuno sampai zaman modern bagi pemikiran filsafati karena memberikan berbagai persoalan untuk di renungkan.
Sejak zaman modern hingga abad XX ini fisafat dan matematika  berkembang terus melalui pemikiran tokoh tokoh yang sekaligus merupakan seorang filsuf dan juga ahli matematika seperti misalnya Descartes, Gottfried Wilhelm von Leibniz, Auguste Comte, Hendri Poincare, whitehead and Bertrand Russel.
Pada abad XVII matematik menjadi perintis dan bagian penting dari ilmu alam. Pada dewasa ini banyak ahli matematika dan ilmuan alam menyatakan bahwa matematika adalah bahasa dari ilmu ( the language of science).





4.     logika

logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap azas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain. Pernyataan yang diketahui disebut pangkal pikir(premise), pernyataan baru yang diturunkan dinamakan kesimpulan (conclusion).
Walaupun tidak termasuk dalam episteme, logika sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional. Aristoteles yang  memelopori pengetahuan jenis ke 4 ini, logika (waktu itu masih disebutnya analitika)merupakan suatu alat ilmu (instrument of science) yang justru diperlukan untuk mempelajari kumpulan pengetahuan rasional itu.
Dalam abad tengah wibawa aristoteles diakui demikian tinggi sehingga pengetahuan logikanya dijadikan mata pelajaran wajib dalam pendidkan untuk warga bebas. Para pendeta dan guru mengajarkan flsafat sebagai pengetahuan yang tertinggi bersama sama dengan logika aristoteles. Logika yang dikembangakan oleh aristoteles dan selanjutnya  diperlengkap oleh alhi ahli logika. Sampai dengan abad XIX logika tradisional merupakan satu satunya pengetahuan tentang penalaran yang betul untuk study dan pendidikan.
Tetapi mulai pertengahan abad ke dua XIX dikembangkan logika yang kemudian tergolong sebagai logika modern oleh ahli matematika seperti George boole, augustus de morgan, dan gottlob frege.
Logika telah menjadi bidang pengetahuan amat luas, tidak lagi semata mata bersifat filsati, melainkan juga bercorak sangat tekhnis, dan ilmiah. Logika modern  telah tumbuh begitu cepat dan demikian beragam sehingga mendesak logika tradisional kesamping menjadi bagian kecil. Logika modern yang semula hanya mencakup logika perlambang, kini meliputi antara logika kewajiban, logika ganda-nilai, logika intusiononistik, dan berbagai sestem logika tak baku.
Hubungannya yang erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu ilmu. Selain deduksi dan induksi metode-metode pokok, juga dikenal berbagai metode pokok lainnya seperti analisis, abstraksi, analogi, serta pembagian serta penggolongan logis. Metode yang umumnya pertama dipakai oleh sesuatu ilmu ialah penggolongan logis. Ilmu-ilmu yang banyak memakai berbagai grafik dalam penjelasannya menerapkan metode analogi.




















                                   III.    PENUTUP
§  Kesimpulan
Filasafat dan ilmu dikenal didunia barat berasal dari Yunani kuno. Filsafat pertama adalah pengetahuan teoristis.
 Thales memperkembangkan Filsfat alam kosmologi  yang mempertanyakan asal mula , sifat dasar , dan struktur komposisi alam semesta.
Phytagoras berpendapat bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat pemahaman filsafat. Menurut pendapat plato , geometri sebagai pengetahuan rasioanal.
Bidang Ilmu pengetahuan diabagi menjadi 4 , antara lain :
1.     Filsafat
Dimulai oleh thales Filsafat jagat raya berkembang kearah kosmologi, dan dalam abad tengah filsafat dianggap sebagai the supremart(pengetahuan yang tinggi) , dan kemudian berkembang menjadi dua jalur , filsafat alam dan filsafat moral.
2.     Ilmu
Pada yunani kuno episteme atau pengetahuan mencakup filsafat maupun ilmu. Yang kemudian terjadi pembaharuan dan pemikir baru yang memperkenalkan metode matematika dan metode eksperimental untuk mempelajari alam.
3.     Matematika
J.B.Burnet menyatakan bahwa perkembangan filsafat tergantung penemuan ilmiah matematika.Stephen beker juga mengemukakan matematika menyajikan makanan yang berlimpah-limpah bagi pemikiran filsafat.kemudian matematika terus berkembang melalui pemikiran tokoh-tokoh seorang filsuf dan ahli matematika menjadi perintis bagian dari ilmu alam.
4.     Logika
Bidang pengetahuan yang mempelajari asaz , aturan , dan tatacara penalaran.logika dibawa oleh Aristoteles dan dijadkan pelajaran wajib dalam pendidikan oleh warga bebas.setelah itu dikembangkan menjadi logika modern yang berhubungan erat dengan filsafat dan matematika.




1 komentar:

  1. ini ambil dari the liang gie ya???
    pengantar filsafat ilmu....

    BalasHapus