KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang tak terkira kami
sampaikan ke hadiran tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sumber Filsafat Ilmu tepat pada
waktnya.
Penulisan makalah adalah merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat
Ilm dan dasar-dasar logika di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Brawijaya Malang.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Malang , 28 September 2011
Penyusun
I.
PENDAHLUAN
§ Latar Belakang
Filsafat Ilmu merupakan
bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengkaji
hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah.
Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Meskipun secara
metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu
sosial, namun
karena permasalahan-permasalahan
teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi
filsafat ilmu-ilmu alam dengan
ilmu-ilmu sosial. Pembagian
ini lebih merupakan pembatasan bidang-bidangyang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam
atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat
otonom. Ilmu memang berbeda dari
pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan
yang
prinsip antara ilmu-ilmu alam dan sosial, dimana keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.
§ Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur
terbentuknya ilmu filsafat
2. Apa yang dimaksud definisi
Ilmu Filsafat menurut para tokoh
3. Apa sajakah yang termasuk
dalam bidang bidang pengetahuan pada zaman yunani kuno
§ Tujuan
1. Mengetahui struktur
terbentuknya Ilmu Filsafat
2. Mempelajari definisi Ilmu
Filsafat menurut para tokoh
3. Menganalisis bidang bidang
pengetahuan pada zaman yunani kuno
II.
Pembahasan
Filsafat Ilmu berasal dari zaman
Yunani Kuno. Pada zaman itu filsafat dan ilmu jalin menjalin menjadi satu,
keduanya termasuk dalam pengertian episteme.
Menurut aristoteles, episteme adalah
“sutu kumpulan yag teratur dari pengetahuan rasional dengan objeknya sendiri yang tepat. Jadi, filsafat dan ilmu
tergolong sebagai pengetahuan rasional, yakni pengetahuan yang di peroleh dari
pemikiran atau rasio manusia.
Episteme dibedakan menjadi
tiga :
1. Praktike (pengetahuan
praktis)
2. Poietike (pengetahuan
produktif)
3. Theoritike ( pengetuan
teoretis)
Theoritike dibedakan pula menjadi tiga kelompok, dengan sebutan:
1) Mathematike (pengetahuan
matematika)
2) Physike (pengetahuan
fisika)
3) Prote philosophia
(filsafat pertama)
Filsafat pertama adalah pengetahuan toretis yang
menelaah peradaan yang abadi, tidak berubah dan terpisah dari materi.
Aristoteles mendefinisikan sebagai “the science of first principles” (ilmu
tentang asas asas yang pertama) kemudian definisi itu di perlengkapnya menjadi
“a scence which investigates being as being, and the attributes which belong to
this in virtue of its own nature” (suatu ilmu yang menyelidiki peradaan dan
ciri ciri yang tergolong pada objek ini
berdasarkan sifat dasarnya sendiri).
Seorang pemikir pertama dalam sejarah filsafat diakui
sebagai the father of philosophy (bapak filsafat ) ialah thales.
Thales memperkembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal
mula, sifat dasar, dan struktur komposisi dari alam semesta. Ia juga berusaha
mengembangkan astronomi dan matematika.
Pada tahap berikutnya muncullah pythagoras, pemikir
tokoh matematik ini mengemukakan sebuah ajaran metafisika bahwa bilangan
merupakan intisari dari semua benda serta dasar pokok dari sifat sifat benda,
dalilnya berbunyi :” number rules the universe” ( bilangab memerintah jagat
raya ini).
Pythagoras berpendapat bahwa matematika merupakan
suatu sarana atau alat bagi pemahaman filsafati. Pendapat ini kemudian
memperoleh pengukuhan dar seorang filsuf yunani besar lainnya, yaitu Plato,
tokoh pemikir ini menegaskan bahwa filsuf adalah cinta pandangan tenteng
kebenaran (vision of truth) sedang filsafat merupakan pencarian yang bersifat
perekaan (atau spekulatif) terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran.
Filsafat plato disebut filsafat spekulatif.
Menurut pendapat Plato, geometri sebagai pengetahuan
rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci kea rah pengetahuan dan kebenaran
filsafati serata bagi pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan yang
terakhir.
Sejak zaman yunani kuno sesungguhnya berkembang 4 bidang pengetahuan, yaitu
filsafat, ilmu, matematika, dan logika. Masing masing bidang pengetahuan itu
memiliki ciri kehususan tersendiri dan menempuh arah pertumbuhan yang berbeda
satu sama lain.
1. Filsafat.
Filsafat dimulai oleh
thales sebagai filsafat jagad raya yang selanjutnya berkembang ke arah fosmologi.
Filsafat ini kemudian menjurus pada filsafat spekulatif pada Plato dan
metafisika pada aristoteles.
Filsuf Romawi Marcus
Tullius Cicero secara singkat memberikan definisi filsafat sebaga ars vitae
atau “the art of life”(pengetahuan tentang hidup). Konsepsi filsafat ini
kemudian dianut luas atau orang orang terpelajar pada zaman Renaissance di
eropa.
Dalam abad abad
selanjutanya filsafat berkembang melalui dua jalur. Jalur yang pertama ialah
filsafat alam (natural philosophy) yang mempelajari benda dan peristiwa
alamiah. Untuk mempelajari secara tegas dengan filsafat alam itu, maka bidang
pengetahuan ke dua yang menyangkut tujuan dan kewajiban manusia seperti etika,
politik, dan psikologi disebut filsafat moral (moral philosophy).
Setelah memasuki abad XX
ini filsafat dibedakan menjadi dua ragam, yakni filsafat kritis dan filsafat
spekulatif. Filsafat kritis itu kemudian oleh sebagian filsuf disebut filsafat
analaitik. Ragam filsafat analitik membahas pertanyaan pertanyaan tentang arti
(meaning-question) dengan kata lain filsafat analitik terutama memusatkan
perhatiannya pada analisis secara cermat terhadap makna berbagai pengertian
yang diperbincangkan dalam filsafat, seperti misalnya substansi, eksistensi,
moral, realitas, sebab, nilai,kebenaran,kebaikan , keindahan, dan kemestian.
Menurut perumusan Alfred
North Whitehead, filsafat spekulatif adalah usaha menyusun sebuah system ide
ide umum yang berpautan, logis, dan perlu yang dalam kerangka system itu setiap
unsur dari pengalaman kita dapat ditafsirkan.
2. Ilmu.
Pada zaman Yunani kuno
episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat maupun ilmu. Thales
sebagai seorang filsuf juga mempelajari astronomi dan topik topik yang termasuk
pengetahuan fisika. Fisika adalah pengetahuan teoretis yang pempelajari alam.
Tetapi, pada zaman
Renaissancesejak abad XIV sampai abad XVI terjadi perkembangan baru. Tokoh
tokoh pembaharu dan pemikir seperti Galleo Gallilei, francis Bacon dan pada
abad berikutnya Rene Descartes, dan Isaac Newton memperkenalkan metode
matematik dan metode ekperimental untuk mempelajari alam.
Sejak abad XVII filsafat
alam sesungguhnya bukan pengetahuan filsafat, melainkan pengetahuan yang kini
dikenal sebagai ilmu alam. Perkembangan ilmu itu mencapai puncak kejayaan di
tangan Newton. Dalam perkembangan selanjutnya philosophia naturalias memisahkan
diri darai filsafat dan pada ahli menyebutnya kembali dengan nama fisika. James
Connant menyatakan bahwa ilmu modern mencapai tahap berjalan dan berbicara pada
tahun 1700 dan mulai memasuki taraf kedewasaan pada sekitar tahun 1780. Setelah
dewasa masing masing ilmu memisahkan diri dari filsafat seprti halnya
fisika. Pemisahan diri dilakukan oleh biologi dan psikologi.
Menurut pengamatan Hendry
aiken, dalam abad XX filsafat memberikan kelahiran pada ilmu ilmu yang
tampaknya juga bebas berupa logika formal, ilnguistik, dan teori tanda.
Filsafat kebanyakan masih
bercorak spekulatif, sedangan ilmu ilmu modern telah menerapkan metode metode
empirs, eksperimental dan induktif. Kini secara pasti cabang semua ilmu
dinyatakan sebagai ilmu ilmu empiris. Sifat empiris inilah yang membentuk ciri
umum dari kelompok ilmu modern yang membedakannya dari filsafat.
3. matematika.
Bidang ilmu pengetahuan ke
tiga setelah filsafat dan ilmu yang berkembang sejak zaman yunani kuno ialah
matematika. Matematika mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kedua bidang
pengetahuan yang terdahulu itu.
Matematika sejak semula
menjadi pendorang bagi pengembangan filsafat. JB. Burnet misalnya menyatakan
bahwa perkembangan filsafat yunani bergantung pada kemajuan penemuan ilmiah
khususnya matematika lebih dari sesuatu hal lainnya. Sedangaka Stephen barker
mengemukakan bahwa pada zaman kuno matematika menyajikan bahan makanan yang
berlimpah limpah berupa persoalan persoalan bagi pemikiran filsafati dan pada
masa akhir akhir ini lebih banyak lagi.
Filsafat mendorang
perkembangan matematika dan sebaliknya matematika juga memacu pertumbuhan
filsafat. Selanjutnya matematika merupakan sumber penting yang tak kering
kering sejak zaman kuno sampai zaman modern bagi pemikiran filsafati karena
memberikan berbagai persoalan untuk di renungkan.
Sejak zaman modern hingga
abad XX ini fisafat dan matematika
berkembang terus melalui pemikiran tokoh tokoh yang sekaligus merupakan
seorang filsuf dan juga ahli matematika seperti misalnya Descartes, Gottfried
Wilhelm von Leibniz, Auguste Comte, Hendri Poincare, whitehead and Bertrand
Russel.
Pada abad XVII matematik
menjadi perintis dan bagian penting dari ilmu alam. Pada dewasa ini banyak ahli
matematika dan ilmuan alam menyatakan bahwa matematika adalah bahasa dari ilmu
( the language of science).
4. logika
logika adalah bidang
pengetahuan yang mempelajari segenap azas, aturan, dan tata cara penalaran yang
betul. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada
pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain.
Pernyataan yang diketahui disebut pangkal pikir(premise), pernyataan baru yang
diturunkan dinamakan kesimpulan (conclusion).
Walaupun tidak termasuk
dalam episteme, logika sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional. Aristoteles
yang memelopori pengetahuan jenis ke 4
ini, logika (waktu itu masih disebutnya analitika)merupakan suatu alat ilmu
(instrument of science) yang justru diperlukan untuk mempelajari kumpulan
pengetahuan rasional itu.
Dalam abad tengah wibawa
aristoteles diakui demikian tinggi sehingga pengetahuan logikanya dijadikan
mata pelajaran wajib dalam pendidkan untuk warga bebas. Para pendeta dan guru
mengajarkan flsafat sebagai pengetahuan yang tertinggi bersama sama dengan
logika aristoteles. Logika yang dikembangakan oleh aristoteles dan
selanjutnya diperlengkap oleh alhi ahli
logika. Sampai dengan abad XIX logika tradisional merupakan satu satunya
pengetahuan tentang penalaran yang betul untuk study dan pendidikan.
Tetapi mulai pertengahan
abad ke dua XIX dikembangkan logika yang kemudian tergolong sebagai logika
modern oleh ahli matematika seperti George boole, augustus de morgan, dan
gottlob frege.
Logika telah menjadi bidang
pengetahuan amat luas, tidak lagi semata mata bersifat filsati, melainkan juga
bercorak sangat tekhnis, dan ilmiah. Logika modern telah tumbuh begitu cepat dan demikian
beragam sehingga mendesak logika tradisional kesamping menjadi bagian kecil.
Logika modern yang semula hanya mencakup logika perlambang, kini meliputi
antara logika kewajiban, logika ganda-nilai, logika intusiononistik, dan
berbagai sestem logika tak baku.
Hubungannya yang erat
dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan
berbagai metode logis yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu ilmu. Selain
deduksi dan induksi metode-metode pokok, juga dikenal berbagai metode pokok
lainnya seperti analisis, abstraksi, analogi, serta pembagian serta
penggolongan logis. Metode yang umumnya pertama dipakai oleh sesuatu ilmu ialah
penggolongan logis. Ilmu-ilmu yang banyak memakai berbagai grafik dalam
penjelasannya menerapkan metode analogi.
III. PENUTUP
§ Kesimpulan
Filasafat dan ilmu dikenal
didunia barat berasal dari Yunani kuno. Filsafat pertama adalah pengetahuan
teoristis.
Thales memperkembangkan Filsfat alam
kosmologi yang mempertanyakan asal mula
, sifat dasar , dan struktur komposisi alam semesta.
Phytagoras berpendapat
bahwa matematika merupakan suatu sarana atau alat pemahaman filsafat. Menurut
pendapat plato , geometri sebagai pengetahuan rasioanal.
Bidang Ilmu pengetahuan
diabagi menjadi 4 , antara lain :
1. Filsafat
Dimulai oleh thales Filsafat jagat
raya berkembang kearah kosmologi, dan dalam abad tengah filsafat dianggap
sebagai the supremart(pengetahuan
yang tinggi) , dan kemudian berkembang menjadi dua jalur , filsafat alam dan
filsafat moral.
2. Ilmu
Pada yunani kuno episteme atau
pengetahuan mencakup filsafat maupun ilmu. Yang kemudian terjadi pembaharuan
dan pemikir baru yang memperkenalkan metode matematika dan metode eksperimental
untuk mempelajari alam.
3. Matematika
J.B.Burnet menyatakan bahwa
perkembangan filsafat tergantung penemuan ilmiah matematika.Stephen beker juga
mengemukakan matematika menyajikan makanan yang berlimpah-limpah bagi pemikiran
filsafat.kemudian matematika terus berkembang melalui pemikiran tokoh-tokoh
seorang filsuf dan ahli matematika menjadi perintis bagian dari ilmu alam.
4. Logika
Bidang pengetahuan yang mempelajari
asaz , aturan , dan tatacara penalaran.logika dibawa oleh Aristoteles dan
dijadkan pelajaran wajib dalam pendidikan oleh warga bebas.setelah itu
dikembangkan menjadi logika modern yang berhubungan erat dengan filsafat dan
matematika.
ini ambil dari the liang gie ya???
BalasHapuspengantar filsafat ilmu....