“Analisis kepribadian seseorang berdasarkan teori perkembangan”
Yalesvalahir di Trenggalek,20Desember 1994.
Anakpertamadariduabersaudarainimempunyaikepribadian yang unik.Anakpertamadari
Pak TukajiinimasihberstatussebagaimahasiswapeternakandiuniversitasBrawijaya.
Yalesvadididikdandibesarkandalamlingkunganislamdandalamlingkungan
yang masihkentaldengankebudayaanjawasehinggakepribadiannya pun
lebihcondongdengankepribadian orang jawakebanyakan. KhususnyabudayaJawaTimur.Diatidakterpengaruhdenganbudayabarat
yang serbahedoniswalaupunbudayatersebutbanyaksekalimunculdisekelilingnya.Sebagai
orang jawa, dialebihmementingkanhubungan yang harmoniskepadasetiapmanusia.
Karakternya
yang sederhana ditunjukkan dengan penampilannya yang santai dan tidak bermewah
– mewahan. Dia memakai pakaian bukan berdasarkan mode atau merk pakaian, namun
berdasarkan nilai fungsi utama pakaian tersebut yakni sebagai penutup aurat.
Bukan hanya pakaian, hampir semua barang yang dimilikinya menggunakan prinsip
“yang penting bisa digunakan”, tidak harus mewah dan mahal.
Ketika SMA,
Yalesva mendapatkan sebagian besar karakternya dari hubungan dengan orang lain.
Berdasarkan teori perkembangan Psikososial Erik EriksonTahap 5. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan
identitas)Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka
nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju
tahap kedewasaan).Teori
tersebut nampak pada diri yalesva ketika proses pembentukan karakter pada
dirinya.
Seorang yang
humoris ini mudah merasakan empati. Terlihat dari sikapnya iba dan peduli
terhadap musibah – musibah yang dialami orang lain. Walaupun pendidikannya
bukan dari background sosial namun jiwa sosialnya sangat tinggi. Hal tersebut
terjadi karena dia tinggal diasrama selama 6
tahun. Kekeluargaan yang ada dalam kehidupan asramanya mempengaruhi pada
kehidupannya sekarang. Kehidupan yang mengajarkan tentang kebersamaan, tentang
berbagi dan tentang pelajaran hidup yang berharga membuatnya sangat paham
tentang hidup bermasyarakat.
Pendidikan
karakter yang dia dapatkan menumbuhkan kepercaya diriannya. Rasa malu terhadap
sesuatu yang baik tidak ada pada dirinya. Walaupun sebagian anak muda seusianya
merasa malu jika harus melakukan sesuatu yang sebenarnya itu baik. Dia
melakukan apapun asalkan baik dan tidak mengganggu orang lain.
Seiring
berkembangnya psikologisnya dan seiring pertumbuhannya menuju kedewasan,
yalesva menampakkan pemikiran yang lebih dewasa pula. Hal tersebut nampak ketika
dia mengungkapkan pendapat terhadap sesuatu.
Keharmonisan
hubungan kepada orang lain dan kepercayaan diri ada dalam proses perkembangan
kehidupannya.Hal ini membuktikan kebenaran teori perkembangan yang diungkapkan pada
Teori Perkembangan Psikososial Erik Eriksonpada Tahap enam : Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan).
“Erikson percaya tahap ini
penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat dan siap
berkomitmen dengan orang lain.Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan
hubungan yang komit dan aman”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar