Kamis, 12 Januari 2012

“Analisis kepribadian seseorang berdasarkan teori perkembangan”


“Analisis kepribadian seseorang berdasarkan teori perkembangan”
Yalesvalahir di Trenggalek,20Desember 1994. Anakpertamadariduabersaudarainimempunyaikepribadian yang unik.Anakpertamadari Pak TukajiinimasihberstatussebagaimahasiswapeternakandiuniversitasBrawijaya.
Yalesvadididikdandibesarkandalamlingkunganislamdandalamlingkungan yang masihkentaldengankebudayaanjawasehinggakepribadiannya pun lebihcondongdengankepribadian orang jawakebanyakan. KhususnyabudayaJawaTimur.Diatidakterpengaruhdenganbudayabarat yang serbahedoniswalaupunbudayatersebutbanyaksekalimunculdisekelilingnya.Sebagai orang jawa, dialebihmementingkanhubungan yang harmoniskepadasetiapmanusia.
Karakternya yang sederhana ditunjukkan dengan penampilannya yang santai dan tidak bermewah – mewahan. Dia memakai pakaian bukan berdasarkan mode atau merk pakaian, namun berdasarkan nilai fungsi utama pakaian tersebut yakni sebagai penutup aurat. Bukan hanya pakaian, hampir semua barang yang dimilikinya menggunakan prinsip “yang penting bisa digunakan”, tidak harus mewah dan mahal.
Ketika SMA, Yalesva mendapatkan sebagian besar karakternya dari hubungan dengan orang lain. Berdasarkan teori perkembangan Psikososial Erik EriksonTahap 5Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan).Teori tersebut nampak pada diri yalesva ketika proses pembentukan karakter pada dirinya.
Seorang yang humoris ini mudah merasakan empati. Terlihat dari sikapnya iba dan peduli terhadap musibah – musibah yang dialami orang lain. Walaupun pendidikannya bukan dari background sosial namun jiwa sosialnya sangat tinggi. Hal tersebut terjadi karena dia tinggal diasrama selama 6   tahun. Kekeluargaan yang ada dalam kehidupan asramanya mempengaruhi pada kehidupannya sekarang. Kehidupan yang mengajarkan tentang kebersamaan, tentang berbagi dan tentang pelajaran hidup yang berharga membuatnya sangat paham tentang hidup bermasyarakat.
Pendidikan karakter yang dia dapatkan menumbuhkan kepercaya diriannya. Rasa malu terhadap sesuatu yang baik tidak ada pada dirinya. Walaupun sebagian anak muda seusianya merasa malu jika harus melakukan sesuatu yang sebenarnya itu baik. Dia melakukan apapun asalkan baik dan tidak mengganggu orang lain.
Seiring berkembangnya psikologisnya dan seiring pertumbuhannya menuju kedewasan, yalesva menampakkan pemikiran yang lebih dewasa pula. Hal tersebut nampak ketika dia mengungkapkan pendapat terhadap sesuatu.
Keharmonisan hubungan kepada orang lain dan kepercayaan diri ada dalam proses perkembangan kehidupannya.Hal ini membuktikan kebenaran teori perkembangan yang diungkapkan pada Teori Perkembangan Psikososial Erik Eriksonpada Tahap enam : Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan). “Erikson percaya tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain.Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar