Lembaga kemasyarakatan
Menurut Leopold van
wiese dan Howard becker lembaga
kemasyarakatan diartikan sebagai jaringan daripada proses-proses hubungan antar
manusia dan kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan tersebut
serta pola-polanya,sesuai dengan kepentingan manusia dan kelompoknya.
Suatu lembaga
kemasyarakatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari manusia,pada
dasarnya mempunyai beberapa fungsi,yaitu :
1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat
bagaimana mereka harus bertingkah laku.
2. Menjaga keutuhan masyarakat .
3. Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).
3. Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).
Menurut Gillin dan
Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum, yaitu sebagai
berikut:
1. Suatu lembaga kemasyaratan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyaratan dan hasil-hasilnya.
1. Suatu lembaga kemasyaratan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyaratan dan hasil-hasilnya.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri
semua lembaga kemasyarakatan
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tujuan tertentu.
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat
perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
5. mempunyai lambang.
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi yang tak tertulis maupun tertulis.
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi yang tak tertulis maupun tertulis.
Lembaga kemasyarakatan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Crescive institutions dan enacted instittutions.
2. Basic institutions dan subdiary institutions.
3. Approved / sanctioned institutions dan unsanctioned institutions.
4. General institutions dan restricted institutions.
5. Operative institutions dan regulative institutions.
1. Crescive institutions dan enacted instittutions.
2. Basic institutions dan subdiary institutions.
3. Approved / sanctioned institutions dan unsanctioned institutions.
4. General institutions dan restricted institutions.
5. Operative institutions dan regulative institutions.
Macam – macam pranata /
lembaga kemasyarakatan :
a. pranata keluarga.
b. pranata ekonomi.
c. pranata politik.
d. pranata agama.
e.pranata pendidikan.
Konflik dan integrasi sosial
Konflik berasal dari
bahasa latin “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan
atau tabrakan. Dengan demikian ,konflik berarti benturan kepentingan..
Akibat konflik sosial:
1.bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok.
1.bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok.
2.hancurnya kesatuan kelompok.
3. adanya perubahan kepribadian individu.
4.hancurnya nilai-nilai sosial dan norma sosial yang
ada.
5.hilangnya harta benda dan korban manusia.
Hasil-hasil konflik sosial:
1. kalah vs kalah:tidak ada satu pihak pun yang
mencapai keinginannya.
2.kalah vs menang : satu pihak mencapai keinginannya
namun pihak lain gagal.
3. menang vs menang : pihak-pihak yang bertikai
bersedia satu sama lain mencapai kesepakatan baru yang saling menguntungkan.
Fungsi konfllik sosial (menurut coser dan joseph
himes)
1.konflik dapat meningkatkan solidaritas antar
kelompok.
2.konflik dengan kelompok tertentu akan menghasilkan
hubungan tarik menarik.
3.konflik dapat membuat masyarakat yang biasanya
pasif akan menjadi aktif.
4. konflik memiliki fungsi komunikasi.
Integrasi sosial
Didalam masyarakat
selalu terdiri dari berbagi unsur yang
saling berbeda. Agar setiap perbedaan itu dapat hidup saling berdampingan maka
perlu untuk menyelaraskan berbagai perbedaan tersebut agar dapat dicapai
kesatuan hidup yang disebut dengan integrasi sosial.
Macam-macam integrasi sosial:
1.integrasi keluarga. 4. integrasi masyarakat.
1.integrasi keluarga. 4. integrasi masyarakat.
2.integrasi kekerabatan. 5.integrasi suku bangsa.
3. integrasi asosiasi. 6.integrasi bangsa.
Faktor-faktor pendorong integrasi sosial:
1.primodial. 4.bhinreka
tunggal ika. 7.
besar kecilnya kelompok.
2.sakral. 5.
perkembangan ekonomi. 8.mobilitas
sosiogeografis.
3.tokoh. 6.
homogenitas kelompok. 9. efektifitas dan efisiensi
komunikasi.
Diferensiasi dan kemajemukan sosial
Diferensiasi sosial
ialah perbedaan yang hanya dapat diklasifikasikan secara horizontal. Sedangkan
stratifikasi sosial merupakan gejala penggolongan manusia yang bersifat
hierarkis vertikal.
Beberapa
hal konsekuensi dari kemajemukan sosial bangsa diantaranya, interseksi sosial
yaitu persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari
berbagai seksi. Selain itu ialah akulturasi yang merupakan proses pertemuan dua
kebudayaan yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru namun
tidak meninggalkan sifat aslinya. Ada juga primodialisme yang berarti suatu
ikatan dalam masyarakat yang bersifat keaslian atau dibawa sejak lahir. Setelah
itu hubungan paternalisme yang berarti mempraktikkan pengaruh atau pengendalian
didalam pola-pola hubungan kebapakan (memenuhi kebutuhan mereka tanpa
membebankan tanggung jawab). Dan yang terkhir adalah politik aliran yang sering
banyak dilatar belakangi oleh gejala munculnya ingroup / primary group yang
memiliki sikap etnosentris.
Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan sosial
merupakan bagian dari gejala kehidupan sosial yang normal. Perubahan sosial
tidak dapat di pandang dari 1 sisi, karena perubahan ini mengakibatkan
perubahan di sektor-sektor lain.
Teori-teori perubahan sosial :
~Teori Evolusi (evolusionary theory)
1. Perubahan Sosial Secara Lambat (Evolusi)
2. Perubahan Sosial Secara Cepat (Revolusi)
Teori-teori perubahan sosial :
~Teori Evolusi (evolusionary theory)
1. Perubahan Sosial Secara Lambat (Evolusi)
2. Perubahan Sosial Secara Cepat (Revolusi)
Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya: 1. Faktor
dalam masyarakat sendiri
2. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
2. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
Mengapa Kehidupan sosial senantiasa mengalami
perubahan?
1. Dalam sejarah hidup, manusia senantiasa menghadapi masalah-masalah baru
2. Ketergantungan pada hubungan antar warga pewaris budaya.
3. Perubahan lingkungan.
1. Dalam sejarah hidup, manusia senantiasa menghadapi masalah-masalah baru
2. Ketergantungan pada hubungan antar warga pewaris budaya.
3. Perubahan lingkungan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi jalannya perubahan:
a. Kontak dengan kebudayaan lain
b. Sistem pendidikan formal yang baru
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
d. Toleransi terhadap penyimpanan (deviation) yang bukan merupakan delinkuensi
e. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat
a. Kontak dengan kebudayaan lain
b. Sistem pendidikan formal yang baru
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
d. Toleransi terhadap penyimpanan (deviation) yang bukan merupakan delinkuensi
e. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat
Faktor-faktor penghambat jalannya proses perubahan :
a. Kurangnya hubungan antara manusia satu dan masyarakat lainnya.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Sikap masyarakat yang tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah terekam dengan kuat
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
a. Kurangnya hubungan antara manusia satu dan masyarakat lainnya.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Sikap masyarakat yang tradisional
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah terekam dengan kuat
e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
Multikultural Bangsa Indonesia
J.S Furnivall
menggambarkan masyarakat majemuk dalam konsep yang dibedakan dalam empat
kategori, yaitu:
ñ masyarakat
majemuk dengan kompetisi seimbang
ñ masyarakat
majemuk dengan mayoritas dominan
ñ masyarakat
majemuk dengan minoritas dominan
ñ masyarakat
majemuk dengan fragmentasi
multikultural berarti beraneka ragam kebudayaan
Beberapa bentuk dari dampak kemajemukan sosial
sebagai berikut:
ñ konflik sosial
ñ integrasi sosial
Stratifikasi Sosial dan Politik di Dalam
Masyarakat
stratifikasi sosial
lebih merujuk pada pengelompokan orang ke dalam tingkatan atau strata dalam
hierarki secara vertikal, mengkaji posisi atau kedudukan antar-orang atau
kelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar