Model
Schramm
Dalam sebuah artikel “How
Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur schramm membuat 3
model yang dimulai dari komunikasi manusia yang sederhana, kemudian
mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model
komunikasi yang interaktif.
Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan
setidaknya 3 unsur :
Ø sumber bisa berupa : - seorang individual
berbicara, menulis , menggambar,
bergerak
- sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi,
televisi)
Ø pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang
suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki
makna.
Ø Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan,
melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok,
mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton
televisi,dll.
Schramm melihat komunikasi sebagai usaha yang
bertujuan untuk menciptakan commonness
antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata
latin communis yang artinya common (sama).
Schramm
mengenalkan konsep field of experience,
yang menurut Schramm sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi
diterima sebagaimana yang diinginkan oleh komunikan. Schramm menekankan bahwa
tanpa adanya field of experience yang
sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan yang sama, dll)
hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan diinterpretasikan dengan
tepat. Dalam hal ini model schramm diatas adalh pengembangan dari model Shannon
dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise. Menurut
Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana pesan kita diinterpretasikan.
•
Sumber dapat
menyandi dan sasaran dapat menyandi balik pesan berdasarkan pengalaman yang
dimilikinya masing2.
•
Jika wilayah
irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan, --efektif.
Pada model ini Schramm percaya bahwa ketika
komunikan memberikan umban balik maka ia akan berada pada posisi komunikator
(source). Setiap individu dilihat sebagai sumber sekaligus penerima pesan dan
komunikasi dilihat sebagai suatu proses sirkular daripada suatu proses satu
arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya. Model yang ketiga ini disebut
juga model Osgood dan Schramm.
Model Newcomb
Menurut Newcomb bentuk situasi komunikasi yang
paling sederhana digambarkan oleh situasi dimana Mr. A berbicara dengan Mr.B tentang
sesuatu hal yang dilabeli X atau dikenal juga dengan “AtoBreX situation”. Model
ini juga dikenal sebagai teori keseimbangan (Bettinghaus, 1968:67).
A= Source
B =
Receiver
C = Object
/ concept
Ada 6 situasi yang mungkin muncul dalam “AtoBreX
situation” :
A.
ini
terjadi pada situasi dimana A dan B saling suka satu sama lain dan mereka memiliki sikap yang
sama terhadap X.
+ +
+
Balance
B. ini terjadi pada situasi komunikasi dimana A
dan B saling suka
satu sama lain tetapi
mereka tidak sependapat tentang X.
+ -
+
imbalance
C.
Ini terjadi pada situasi
komunikasi dimana A dan B saling
suka satu sama lain dan mereka sama-sama
tidak suka terhadap
X.
--
+
balance
D.
Ini terjadi pada situasi
komunikasi dimana A dan B tidak memiliki
positive attitudde
(tidak saling suka) tetapi mereka sama- sama
menyukai X.
+ +
-
imbalance
E.
Ini
terjadi pada situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama
memiliki
negative attitute dan mereka memiliki
pandangan yang berbeda
terhadap X.
+ -
-
balance
F.
Ini
terjadi pada situasi komunikasi dimana A dan B sama-sama
tidak
suka satu sama lain tetapi mereka juga sama-sama tidak
suka terhadap X.
--
imbalance
A Ritual Model of communication
Seperti yang sudah dijelaskan pada model-model
awal komunikasi bahwa proses komunikasi bersifat linear (satu arah ). Proses
dari sumber ke tujuan. Perkembangan terbaru dari model komunikasi menawarkan
adanya interaksi, umpan balik, dan paradigma interpretative dalam komunikasi
antar manusia. James Carey (1975) yang mulai mengkritisi model “transmisi” .
Dia memberikan pandangan alternatif yaitu model ritual. Karena komunikasi
berhubungan dengan berbagi (sharing),
partisipasi, asosiasi, kenggotaan dan kepercayaan yang sama.
Model Ritual tidak diarahkan untuk perluasan pesan
tetapi kepada pemeliharaan masyarakat dan bukan pada tindakan dalam
memberikan/menyampaikan informasi tetapi pada terciptanya kepercayaan bersama.
Ritual atau model komunikasi ekspresif bergantung
pada berbagi makna / pemahaman. Pesan dalam model komunikasi ritual biasanya
bersifat laten dan ambigu tergantung pada asosiasi-asosiasi pesan yang tidak
dipilih oleh partisipan tetapi sudah tersedia / dikondisikan oleh kebudayaan.
Saluran dan pesan biasanya susah untuk dipisahkan. Komunikasi ritual juga
relatif tidak lekang dimakan waktu dan tidak berubah.
Model pohon natal dari komunikasi ritual
menggambarkan hal tersebut, di dalam satu kebudayaan sedikitnya, menandakan
gagasan dan nilai-nilai keramahtamahan, persahabatan/beasiswa dan perayaan yang
(mana) secara luas dipahami bersama, sekalipun hanya samar-samar dan dengan
berbagai cara.
Model ini diterapkan pada periklanan dan politik.
Prinsip-prinsip model ritual seringkali dieksploitasi (penggunaaan
simbol-simbol tertentu, tampilan-tampilan laten untuk nilai-nilai budaya dan
tradisi ) (windahl )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar