Kamis, 12 Januari 2012

TAKE HOME EXAM Pengantar Ilmu Komunikasi “verbal communication”


 TAKE HOME EXAM
Pengantar Ilmu Komunikasi
“verbal communication”





C.IK.1
FIRMA ZUHDI AL FAUZI
115120200111018
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya Malang
2012

KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini bertujuan memberikan penjelasan kepada pembaca tentang penggunaan komunikasi verbal untuk menjelaskan berbagai macam kegiatan dalam kehidupan sehari – hari serta berbagai macam daftar aturan yang penulis gunakan ketika menggunakan komunikasi verbal.
Penulisan makalah ini menggunakan observasi dan analisis komunikasi verbal yang digunakan penulis dalam kehidupan sehari - hari. Makalah ini berisi penggunaan komunikasi verbal dan daftar aturan yang penulis gunakan ketika berkomunikasi.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari berbagai hambatan. Diantaranya adalah sulitnya menganalisis yang mendalam tentang berbagai macam komunikasi verbal dan keterbatasan kesempatan untuk berbicara dengan profesor ketika dituntut untuk mendaftar aturan komunikasi verbal dengan profesor. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran yang lebih baik dan menggunakan kesempatan dengan baik dalam mengamati pembicaraan dengan profesor secara cermat.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yaitu:
1.      Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat makalah ini.
2.      Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses pembuatan makalah tulis ini.
3.      Dosen pengantar ilmu komunikasi Bu Maya Diah yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk membuat makalah ini.
4.      Teman – teman yang telah mendukung pembuatan makalah ini.
5.      Semua pihak yang telah membantu.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta contoh penggunaan komunikasi verbal bagi masyarakat pada umumnya.
                                                                                    Malang, 4 Januari 2012

                                                                                                Penulis
1.  Penggunaan komunikasi verbal untuk menunjukkan :
     A. kepercayaan / trustworthiness
            Komunikasi  verbal untuk menunjukkan kepercayaan adalah :
1. Meyakinkan dia bahwa kita mengharapkannya.
Contoh :
“Tidak ada orang lain lagi selain kamu yang bisa aku percaya. Semua tergantung pada kesungguhan kamu menjaga rahasia ini. Jika kamu membocorkan rahasia ini maka semuanya akan terbongkar. Maka dari itu aku amanahkan rahasia besar ini padamu. Aku berharap kamu bisa menjaganya.”
            Meyakinkan orang lain bahwa kita percaya padanya sangat diperlukan. Orang lain akan melihat kesungguhan kita dari besarnya usaha yang kita kerjakan untuk meyakinkannya bahwa kita berharap banyak padanya. Ketika orang lain memahami bahwa kita benar – benar mengharapkannya maka orang tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi harapan kita.
2. Berkata terus terang bahwa kita percaya padanya
Contoh :
 “aku percaya kamu melebihi apa yang orang katakan kepadamu, jangan mengecewakanku ya?”
Setiap orang menyukai orang yang jujur. Orang lain akan lebih menghargai kita ketika kita terus terang terhadap maksud kita. Orang lain akan merasa jengkel jika kita basa – basi dan tidak to the point dalam mengungkapkan maksud kita. Maka dari itu berkata jujur sangat diperlukan agar orang lain mudah menerima perkataan yang kita sampaikan.
3. Menyerahkan segalanya kepada orang yang kita percayai
Contoh :
“semuanya sudah kamu ketahui dan semuanya sudah aku serahkan kepadamu. Tak ada yang aku tutup – tutupi lagi. Maka dari itu buktikanlah kalau kamu memang bisa bertanggung jawab”.
Jika kita sudah percaya pada orang yang kita percaya maka tidak ada keraguan lagi untuk menyerahkan tanggung jawab kita padanya. Sekalipun  hal tersebut adalah hal yang sangat rahasia. Ketika kita menyerahkan tanggung jawab kepadanya maka kita terkesan mengandalkannya sehingga rasa tanggung jawab terhadap amanah muncul pada dirinya.
4. Melihat bukti bahwa dia jujur.
Contoh :
Percakapan yang terjadi antara aku dan teman orang yang akan diberi amanah yang bertujuan untuk mencari bukti pengakuan orang lain bahwa dia merupakan orang yang jujur.
Firma   : egh men.. si Yepa itu orangnya gimana? Pernah gak kamu dikecewakan dia?
Depi     : Dia tu humoris Fir. Kalau mengecewakan aku sih belum pernah. Soalnya selain humoris, perkataannya juga bisa dipegang. Aku gak pernah dengar dia berbohong.
Kepercayaan tidak bisa dengan mudah diberikan kepada orang lain. Bukti kepercayaan sangat dibutuhkan ketika kita hendak memberikan kepercayaan pada orang lain. Bukti bahwa dia bisa dipercaya adalah sebagai jaminan aman terhadap sesuatu yang kita percayakan padanya. Bukti bahwa dia orang yang terpercaya akan meminimalisir kemungkinan pengkhianatan sehingga amanah kita dapat terjaga dengan baik. Bukti tentang kejujurannya dapat diperoleh dengan cara melihat sikap kejujurannya dimasa lalu atau dengan menanyakannya ke orang – orang terdekatnya.
5. Terbukti bisa diandalkan.
Contoh :
Firma     : Yang saya lihat, Fajar rajin banget ya? Hasil pekerjaannya juga memuaskan. Apa dia selalu seperti itu?
Shanda   : Iya mas. Dia emang gitu. Ulet banget kalau bekerja. Saya sebagai teman kerjanya sering tertular semangatnya.
            Bukti akan menunjukkan tingkat kepercayaan. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa dia bisa diandalkan maka semakin banyak orang yang percaya kepadanya. Selain bukti kepercayaan, diperlukan juga bukti yang menunjukkan kehandalannya. Karena sama saja jika hanya dapat dipercaya namun tidak kompeten. Amanah yang diberikan kepadanya akan tidak mencapai hasil yang memuaskan. Sama halnya dengan mencari bukti kepercayaan, bukti kehandalannya dapat dilihat dari cara dia bekerja sebelumnya dan juga dari pendapat orang lain mengenai dia.
     B. Ambisi / ambition
            Komunikasi verbal untuk menunjukkan ambisi adalah :
1. berkata pada orang lain tentang ambisi kita.
Contoh :
“egh bro, melihat kondisi Indonesia saat ini, aku jadi tergugah untuk memimpin negri ini. Tunggu kepemimpinanku 20 tahun lagi bro. Aku akan buktikan kalau aku pantas!!”
Berkata pada orang lain bahwa kita mempunyai tekad kuat untuk meraih sesuatu adalah bentuk dari kemantapan kita untuk meraih tujuan. Orang lain yang telah mengetahui ambisi kita diharapkan dapat memberikan dukungan, bantuan serta doanya agar tujuan kita dapat kita raih dengan mudah.
2. Berkata pada diri sendiri secara berulang – ulang tentang ambisi kita terhadap sesuatu.
contoh :
“sukses sukses sukses sukses. Untuk sukses aku harus keluar dari zona nyaman .
Pada umur 25 tahun aku harus sudah punya mobil mercedes benz e-class warna putih. aku harus bisa buktikan pada semua orang bahwa aku bisa meraihnya.” ( dikatakan berulang – ulang dengan teriakan maupun didalam hati ).
Mental dan pikiran akan merespons baik terhadap ambisi baik kita. Ambisi yang sudah tertanam kuat dalam diri akan menumbuhkan semangat yang kuat untuk meraih tujuan. Perkataan tentang ambisi secara berulang akan menjadi motivasi hebat serta menjadi hal yang memperkuat keyakinan bahwa kita bisa meraih tujuan yang kita impikan. Cara tersebut juga ampuh sebagai pengingat dan penstabil semangat meraih tujuan. Sehingga diri kita selalu berpikir optimis dan selalu memantabkan hati untuk tidak menyerah.
3. Menulis ambisi dan motivasi kita ditempat yang mudah dilihat.
            Menulis ambisi ditempat yang mudah terlihat bertujuan untuk mengingatkan kita tentang tujuan kita dikala semangat sudah mulai menurun. Tulisan motivasi dan ambisi akan menjadi cambuk penyemangat untuk mencapai tujuan serta menjadi bukti kesungguhan untuk meraihnya. Tulisan tersebut juga dapat berfungsi sebagai penyadar ketika keluar dari jalur dan sebagai alat pengingat intropeksi sejauh mana tujuan kita sudah tercapai.
Gambar kata motivasi :
4. Meminta bantuan kepada orang lain.
Contoh                        :
Firma : Kak pinjem duit donk. Aku gak punya duit buat ngeprint proposal kewirausahaanku ini. Nanti kalo proposalnya di ACC kakak bakal aku traktir deh.
Kakak : Ambil sendiri aja didompet. Kalau kamu udah ada uang langsung kembaliin ke aku ya?
Firma : Oke kak. Makasih ya.
            Sebagai mahluk sosial kita tidak bisa lepas dari orang lain. Semua orang yang hidup didunia ini sebagian besar hidupnya dipengaruhi oleh orang lain. Begitu juga ketika kita mempunyai ambisi, hasil pencapaian yang akan kita raih semuanya terdapat campur tangan orang lain. Maka dari itu untuk mencapai pencapaian yang maksimal dibutuhkan hubungan baik dengan orang lain agar kelak ketika kita membutuhkannya, mereka dengan senang hati membantu kita. Bantuan yang kita butuhkan bukan hanya kebutuhan material, bantuan berupa dukungan moral sangat dibutuhkan untuk kelancaran meraih ambisi.
5. Menyusun strategi untuk meraih ambisi.
Contoh :
Setiap hari aku harus bangun pukul 5 untuk menghafal 10 kosakata bahasa Inggris secara rutin sehingga dalam 30 hari aku sudah menghafal 300 kosakata. Selain itu aku harus latihan pronouncation dengan mengucapkan eiaieuauoi ieeieue, what about down town brown ground about your mouth now aw minimal 3 kali sehari. Pergi kemana saja tidak lupa membawa kamus. Dan setiap kali ada bule saya selalu melatih bahasa inggris saya dengan mengajaknya berbicara.
            Strategi untuk meraih kesuksesan sangat dibutuhkan agar target dapat dicapai sesuai yang diharapkan dan dapat diraih dengan lebih mudah. Strategi berisi cara – cara untuk mencapai tujuan. Tujuan akan sulit dicapai bahkan tidak dapat tercapai tanpa adanya strategi. Semakin baik strategi yang digunakan maka akan semakin mudah dan cepat tujuan akan dicapai. Strategi yang paling baik adalah strategi yang paling mudah dijalani yang lebih mudah dan cepat mencapai tujuan.
6. Berdoa agar ambisi tercapai.
Contoh :
 “Yaa Allah Yaa Rahmaan... Aku serahkan segalanya padamu. Mudahkanlah aku dalam meraih kesuksesanku sehingga aku dapat lebih mudah menolong agamamu. Jika sukses adalah jalan terbaik bagiku maka kabulkanlah. Jika Engkau tahu itu lebih buruk bagiku maka gantilah dengan yang lebih baik. Rabbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa kinaa adzaaban naar.. Allahumma arinal haqqo haqqo war zuqnattibaa’a wa arinal baathila baathila war zuqnaj tinaabaa.. Amieennnnnnn....”
            Segala upaya yang dilakukan tidak akan berhasil tanpa ada invisible hand yang ikut campur. Kita hanya melakukan dan berupaya untuk meraih yang kita inginkan. Selebihnya kita harus berdoa pada Tuhan agar diberikan yang terbaik. Terkadang kita tidak mendapatkan hal yang kita inginkan karena Tuhan tahu bahwa mungkin itu akan membawa dampak buruk pada kita. Kita sering kali tidak mendapatkan hal yang kita inginkan, namun kita mendapatkan hal yang kita butuhkan. Itulah yang terbaik bagi kita yang pantas disyukuri.
     C. Tidak hormat / disrespect
            Komunikasi verbal yang diungkapkan ketika menunjukkan tidak hormat adalah :
1. Menyepelekan dan mengejek.
Contoh :
“Alah bambang bisanya apa. Gak tegas blass. Kapan negri ini bisa punya visi yang jelas kalo tiap hari minta pendapat – pendapat orang jalannya mau kemana. Lha wong namanya rakyat, permintaannya berbeda – beda. Mau kesana, mau kesini. Apalagi kalau permintaannya saling bertolak belakang, masak mau diturutin semua? Setiap keputusan itu selalu berdampak. Bahkan walaupun tidak mengambil keputusan sekalipun itu juga dapat disebut mengambil keputusan dan pasti juga akan berdampak. Yang paling baik itu bagaimana meminimalisir dampak buruk ketika mengambil keputusan.”
            Menyepelekan merupakan bentuk tindakan yang menganggab orang lain tidak mampu melakukan sesuatu yang sama baiknya dengan dirinya bahkan meragukan kemampuan orang lain. Ketika kita sudah tidak lagi hormat maka segala yang dilakukannya kita cap sebagai kekurangan. Walaupun sebenarnya kita juga belum tentu baik jika disuruh bekerja menggantikan posisinya. Mengejek dan menyepelekan merupakan kesatuan tindakan yang disebabkan berbagai macam faktor. Antara lain iri, dengki dan cemburu. Tujuan seseorang mengejek dan menyepelekan antara lain adalah untuk mencari perhatian orang lain dan menunjukkan bahwa kita bisa melakukannya lebih baik. Seseorang mengejek biasanya ingin dicap seseorang bahwa dia itu wahh / keinginan untuk mendapatkan pujian.
Contoh gambar menyepelekan :
2. Menggunjing.
Contoh :
Firma    : Kamu kemaren lihat dia pas presentasi gak? Gimana menurutmu? Bagus kan? Tapi lebih bagus lagi kalau tidak presentasi.
Toni       : hahaha.. bener kamu. Presentasi kok kayak orang kumur – kumur. Presentasi apa gak jelas blas. Apalagi pas kita tanya, tanyanya apa jawabnya apa. Beehh behhh..
            Menggunjing merupakan bentuk perilaku tidak menghormati orang lain karena merupakan suatu bentuk perendahan yang disengaja dan bersama – sama tanpa adanya perasaan menghargai apa yang telah diperbuatnya. Menggunjing dilakukan atas dasar iri dengki dan perasaan takut akan tersaingi. Maka dari itu orang yang menggunjing selalu  mencoba menjatuhkan lawan dengan memberikan kesan kepada orang lain bahwa dia buruk. Hal tersebut bertujuan agar penggunjing tidak tersaingi sehingga orang lain tetap menganggab bahwa dialah yang terbaik.
3. Berkata kotor.
Contoh :
Ungkapan tidak hormat dengan berkata kotor kepada senior :
Senior   : Jalannya gak usah petentengan. Baru junior aja udah nggaya. Belum pernah digebukin ya? Dasar orang udik!!!
Saya      : Juancok!!!!!! Opo salahku nang koen cok. Masio kon kakak kelas lek gelot yo monggo. Gak usah kakean cangkem!
( Akhirnya dilerai teman – teman ).
Astagfirullahaladziimmm.... ( perkataanku dalam hati ).
Perkataan kotor tersebut melunturkan hormat kita kepada senior.
            Kemarahan yang meluap sangat sulit dikontrol. Kita cenderung tidak menghormati apapun yang dikatakannya ketika kita sudah marah kepadanya. Perkataan – perkataan kotor dengan mudahnya keluar dari mulut kita untuk melampiaskan kemarahan kita. Perkataan kotor menjadi alat untuk menunjukkan bahwa kita sudah tidak lagi menghormatinya serta menjadi kata untuk mengungkapan kebencian. Perkataan kotor bervariasi dan bertingkat menurut kadar kekasarannya dan dilontarkan berdasarkan tingkat kemarahan kita.
     D. Dukungan / support
komunikasi verbal yang diungkapkan  ketika menunjukkan dukungan adalah :
1). Menggunakan teriakan – teriakan keberhasilan dengan intonasi bicara yang menggebu – gebu penuh semangat.
Contoh :
Kita pasti bisaaaaa...
Impossible is nothing!!!!!!
Semangaaaaattttt!!!!!!!
Teriakan akan menggugah semangat baru dan memberikan kekuatan baru yang berfungsi untuk melegakan jiwa. Teriakan akan membuat diri seseorang merasa plong bebas lepas tanpa beban. Teriakan semangat bisa menjadi pemicu munculnya semangat yang berkelanjutan. Semangat yang ditimbulkan akan dengan mudah menular jika kestabilannya bisa terjaga dengan baik. Begitu sebaliknya, jika semangat sudah tidak ada lagi maka orang lain juga akan mudah tertular untuk tidak bersemangat.
2. Didukung komunikasi non verbal
a). Kepalan tangan kanan
Kepalan tangan kanan menunjukkan teguh pendirian dan kemantapan hati terhadap tujuan yang akan diraih. Kepalan tangan kanan dilakukan untuk menunjukkan kebulatan tekad untuk maju dengan berbagai usaha dan siap menghadang berbagai rintangan untuk menjemput keberhasilan.
Gambar  kepalan tangan  kanan :
b). Kepalan tangan kiri
Kepalan tangan kiri adalah simbol untuk menunjukkan perlawanan. Perlawanan terhadap rasa takut, perlawanan terhadap berbagai rintangan dan perlawanan terhadap segala sesuatu yang menghalangi tercapainya keberhasilan. Kepalan tangan kiri merupakan bentuk dukungan kuat yang berfungsi memunculkan semangat menggebu – gebu.
Gambar kepalan tangan kiri :
c). Raut muka optimis
Banyak orang yang berkata bahwa setiap wajah yang optimis akan tercermin pada tindakannya. Ekspresi wajah dan tatapan mata selalu jujur dan akan berdampak pada anggota tubuh yang lain. Oleh karena itu membiasakan bermuka manis dan optimis sangat dianjurkan agar tindakan yang ditimbulkan juga manis dan optimis. Tidak  nampak lelah walaupun lelah. Yang nampak hanyalah wajah optimis dan penuh semangat.
Gambar wajah optimis :
3. Meyakinkan kepada orang yang didukung bahwa dia tidak sendirian.
Contoh            :
“Percayalah padaku meskipun digelap malam kamu tidak sendirian. Saya akan bersamamu mengiringi langkahmu untuk menjemput keberhasilanmu. Ketika kamu merasa lelah dalam berjuang, yakinkan pada dirimu bahwa ada aku yang berkata “Wahai kawan, aku bangga melihatmu menderita dalam perjuangan, sedih melihatmu gembira dalam kelalaian. Aku bangga tangismu karena pengorbanan, sedih mendengar tawamu dalam keputus asaan.”
Terkadang orang takut untuk melakukan sesuatu karena dia takut berjalan sendirian. Dia akan merasa mendapatkan beban yang sangat berat ketika dia merasa hanya dirinya yang berjuang. Oleh karena itu meyakinkan bahwa kita “berjalan bersamanya” sangat diperlukan. Hal tersebut akan menumbuhkan mental keberanian pada dirinya.
4. Menawarkan bantuan.
Contoh            :
“Saya siap membantu apa saja jika kamu membutuhkannya. Jangan sungkan – sungkan. Sebagai saudara sudah sepantasnyalah kita saling menolong . keberhasilanmu adalah keberhasilanku juga. Saya senang melihatmu senang.”
Seseorang akan surut semangatnya ketika mengalami kekurangan barang / alat yang mendukung keberhasilanya. Mereka akan merasa tidak percaya pada dirinya bahwa dia mampu ketika mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhannya untuk mencapai keberhasilan. Oleh karena itu butuh seseorang yang dengan murah hati menawarkan bantuan baik moril maupun materiil yang berguna untuk mencapai keberhasilannya.
     E. kemarahan / Anger
komunikasi verbal ketika marah adalah :
1. Mengumpat
Mengumpat dibagi menjadi dua. Yakni mengumpat dalam ungkapan bahasa halus dan kasar. Umpatan dalam bahasa halus biasanya berasal dari umpatan kasar yang diplesetkan pada benda – benda tertentu.
Contoh umpatan dalam bahasa halus :
“asemm! Gak sopan ni orang!! (asem adalah plesetan dari kata asu)
“bajigur!!”  (plesetan dari kata bajingan)
“kurang asem loe! (kurang asem plesetan dari kata kurang ajar)
Contoh umpatan dalam bahasa kasar :
“Jancok  matane  asu!!!geger  ta  cok?”
“anjiiinnggg!!
Renspon pertama yang muncul ketika marah adalah mengumpat. Reflek tersebut terjadi karena marah adalah emosi yang sulit dikontrol. Sehingga dampatnya juga sulit untuk dikontrol. Disisi lain marah adalah  hal yang disukai setan. Sehingga setan dapat dengan mudah membujuk pemarah untuk mengumpat dan melakukan hal jelek.
2. Mengelus dada sambil berkata dalam hati “sabaarr sabaarrr”.
Contoh :
“Sabaaarr sabaaarr.. ini hanya sementara. All iz well.”
            Mengelus dada sambil berkata “sabaarr sabaarrr” adalah sebagai upaya untuk mengontrol emosi diri. Emosi yang sering kali meluap – luap akan sedikit reda ketika menenangkan diri dan mengelus dada. Perkataan yang menenangkan hati beraneka ragam. Berkata dalam hati bertujuan untuk meyakinkan diri bahwa semuanya kelak akan lebih baik dan sebagai alat kontrol darurat yang mudah dilakukan.
3. Mendoakan keburukan bagi orang yang membuat kita marah.
Contoh :
“Semoga dia nanti tertabrak gerobak bakso terus suruh ganti rugi.”
“Mandar  tibo kepleset  idu sampek gegar otak.”amin amin amin.
            Marah membuat pelakunya sering kali melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Sehingga apa yang dikatakan sering tidak rasional. Pemarah hanya memikirkan dendamnya dapat terobati dengan melihat orang yang membuat marah menderita. Pemarah akan mendoakan keburukan jika dengan tangannya sendiri dia sudah tidak bisa lagi membalas dendamnya. Salah satu pengharapannya adalah adanya Dzat yang akan membalaskannya.
4. Wudhu.
Agama mengajarkan cara yang baik untuk mengatasi kemarahan adalah dengan berwudhu. Berwudhu membuat perasaan lebih tenang karena kemarahannya sudah luntur bersama dengan basuhan air yang dibasuhkan. Berwudhu dapat menenangkan karena sebelum berwudhu pun kita juga berdoa. Doa tersebut dapat menjadi penenang jiwa. Sudah banyak kejadian yang membuktikan bahwa air itu menenangkan, sehingga air dapat dijadikan alat yang ampuh untuk mengurangi kemarahan.
Gambar wudhu :
2. Daftar peraturan penggunaan komunikasi verbal ketika :
  1. Berbicara dengan orang yang lebih tua (Talking with elders).
1. Menggunakan bahasa “kromo inggil”.
Contoh :
Saya   : Mbah kulo pamit riyen ajeng kesah dateng malang mbenjang enjing. Pangestunipun nggeh mbaah. Mugi – mugi simbah tansah pinaringan bagas waras. Amiiin..
Kakek  : Iyo le ati – ati. Simbah nyangoni slamet ae yo..
Dalam bahasa jawa terdapat perbedaan dalam menggunakan bahasa ketika berbicara dengan obyek yang berbeda. Bahasa kromo inggil digunakan  ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang terhormat. Bahasa kromo inggil tersebut dimaksudkan agar dapat menimbulkan kesan menghargai dan menghormati lawan berbicara. Setiap manusia merasa senang ketika dihormati dan dimuliakan. Sehingga bahasa kromo inggil tersebut diharapkan dapat membuat hati lawan bicara menjadi senang. Ketika hati lawan bicara dalam kondisi yang senang maka segala yang kita bicarakan akan mudah diterima lawan bicara. Mereka juga akan menghargai kita sebagaimana kita menghargai mereka.
2. Sopan santun
Contoh :
Firma              :Nuwun sewu pakde! ( sambil sedikit menundukkan badan ). Farid wonten teng griyo?
Pakde Sahut   : ono le. Mlebu wae. Rid Farid digoleki koncomu ki lho!
Sopan santun kepada orang yang lebih tua dalam kebudayaan jawa sangat dijunjung tinggi. Hal tersebut dikenal dengan unggah – ungguh. Jika kita ingin dihormati maka sudah selayaknya kita juga menghormati orang lain. Seseorang akan lebih menghargai dan menghormati kita ketika kita sopan dalam berperilaku dan santun dalam berbicara. Sopan santun juga dapat dijadikan cara untuk pencitraan diri kita bahwa kita adalah orang yang baik. Orang dapat menyimpulkan bahwa kita baik hanya dengan melihat seberapa sopan kita terhadap orang lain.
3. “Ngakrapi” (mencoba untuk akrab ) dan bicara yang tidak membosankan.
Contoh :
Firma      : Pripun kabare pakde? Lagi nanem nopo sakniki?
P. Suhadi : Yo ngene iki le. Nandur lombok gede. Wingi bar kebanjiran akeh wit sing mati.
Firma       : Wadoh.. tapi tesih saget panen to pakde? Pripun regine pedesan? Awes mboten?
P. Suhadi : Yo paneno gak asil akeh le.. Lumayan keno nggo gantine tuku rabuk.
Firma       : Nggeh mugi mawon tesih asil kathah dee...
Komunikasi yang paling baik adalah dalam keadaan yang intim. Yaitu keadaan terdekat dan tidak ada kecanggungan komunikasi lagi. Salah satu cara untuk menjadi intim adalah dengan akrab kepada lawan bicara. Ngakrapi bertujuan untuk menjadi lebih dekat dengan lawan bicara sehingga diharapkan dapat merasakan apa yang dirasakan lawan bicara / simpati bahkan empati. Dengan demikian hubungan yang harmonis akan terjalin.
4. Membicarakan hal yang disukai orang yang lebih tua dan memberikan kesempatan berbicara yang lebih banyak kepada yang lebih tua.
Contoh :
Berbicara dengan orang tua yang suka motor tua.
Firma    : wah motore kinclong pak. CB 82 nggeh pak? Harga pasarane sakniki ngantos  pinten pak?
P. Taji    : Iyo le bar diumbah mau. Iyo le. lek rego tergantung kondisi motore. Nek koyo ngene yo sekitar 6 jutaan.
Firma    : nggeh to pak. Rencang kulo nggadah warno abang ditawar tiang 4 juta. Kondisine nggeh mboten bedo adoh kaleh gadane jenengan.
P. Taji    : Wah kemurahen iku le. Ojo dikekno. Saiki lagek pasaran motor CB. Akeh wong sing golek.
            Berbicara tentang hal yang disukai orang tua bertujuan untuk menjalin komunikasi yang nyambung. Kebanyakan dari orang tua tidak memahami pembicaraan yang terlalu berat dan diluar jangkauan mereka. Mereka cenderung tidak mau berbicara ketika kita berbicara diluar bidang mereka sukai. Memang benar mereka berkomentar, namun sangat terbatas. Berbeda ketika pembicaraannya tentang hal yang mereka sukai, mereka akan berbicara panjang lebar dan merasa akrab. Disisi lain, ketika orang tua mau berbicara panjang lebar dengan kita maka sedikit banyak kita dapat mengambil informasi dan pembelajaran dari mereka.
  1. Interaksi saat makan malam ( Interacting at dinnertime )
1. Mengobrol sambil menunggu makanan disajikan.
Contoh :
Firma : Bang pesen paket hemat 1! 3 porsi ya!
( sambil menunggu makanan disajikan ).
Firma                  : Egh Ris tugasmu gimana? aku tinggal setengah lagi. Tapi aku masih ragu tugasku udah bener apa belum.
 Ramdani          : Wah aku malah belum sama sekali bro. Buka tugas aja belum pernah. Nanti aku lihat punyamu ya buat referensi.
Firma               : oalaahh.. yaweslah . Ntar kerja bareng aja. Tanya – tanya ke temen – temen juga. Ayo makan dulu! Makanan udah datang.
            Berbicara ketika menunggu makanan disajikan adalah berbicara untuk memanfaatkan waktu menunggu agar tidak terjadi suasana sepi dan garing. Pembicaraan tersebut biasanya spontan tanpa adanya rancana terlebih dahulu. Pembicaraan tersebut berisi pembicaraan – pembicaraan ringan tanpa perlu pemikiran – pemikiran tajam yang berfungsi untuk sekedar bertukar informasi maupun basa – basi belaka.
2. Meminum setegukan sebelum makan.
Meminum seteguk air sebelum makan berfungsi untuk membasahi mulut agar mulut tidak kaget ketika makanan dimasukkan. Meminum seteguk air juga dapat berfungsi sebagai pelumas mulut agar makanan mudah ditelan. Selain itu agar tidak terkesan grusah – grusuh tidak sabar untuk melahap makanan dan agar makanan lebih terasa nikmat.
Gambar minum :
3. Obrolan saat makan kebanyakan adalah pembicaraan ringan dan tentang kejadian yang telah dilalui.
Contoh :
Firma    : kapan maen ketempatku lagi fan? Sekarang mumpung lagi musim rambutan. Bisa makan sepuasnya kalau kamu main kesana.
Afan       : wah masih belum tau ma. Belum ada libur panjang. Nanti gampang laah bisa diatur. Mungkin nunggu musim mangga aja. Hehehe
Firma   : haha oke oke. Ajak anak – anak juga kalau mau maen kesana.
            Obrolan saat makan lebih sering obrolan yang ringan dan tidak perlu pemikiran karena waktu makan adalah waktu sejenak untuk refresh tubuh. Waktu makan juga berfungsi  untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari masalah – masalah yang dilalui. Waktu makan adalah waktu untuk lepas sejenak dari masalah yang ada agar pikiran menjadi segar sehingga ide – ide baru dapat muncul. Makanan tidak akan terasa nikmat ketika pikiran masih terbebani dengan masalah – masalah yang ada.
4. Posisi duduk dan cara makan terserah yang penting merasa nyaman dan enjoy.
            Posisi duduk dan cara saat makan terserah tergantung dengan kenyamanan. Jika makan menggunakan lauk ikan dan kepiting maka makan menggunakan tangan. Jika makanannya berkuah maka makan menggunakan sendok. Saya tipe orang yang tidak menyulitkan diri dengan berbagai aturan, ketika posisi duduk terasa tidak nyaman sehingga mengganggu kenikmatan makan maka saya akan merubah posisi sesuai dengan kenyamanan walaupun ditempat yang elit seperti restoran.
Gambar posisi makan :
  1. Pertukaran komunikasi pertama di pagi hari ( Having first exchanges in the morning ).
1. Bangun tidur langsung lihat handphone sambil lihat jam.
Aktivitas yang saya lakukan pertama kali saat bangun tidur adalah melihat handphone dan jam. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan sehingga tanpa disengaja pun kegiatan tersebut reflek dilakukan. Melihat handphone bertujuan untuk mengetahui apakah ada sms atau tidak. Tidak peduli sms tersebut penting atau tidak. Saya merasa ada kekurangan jika ritual tersebut tidak dilakukan. Aktivitas tersebut tetap dilakukan walaupun bangun sudah sangat siang. Melihat jam bertujuan untuk mengetahui waktu shalat shubuh. Jika pada saat melihat jam waktu masih belum menunjukkan waktu shalat shubuh maka masih ada kesempatan bagi saya untuk tidur lagi.
Gambar bangun melihat handphone sambil melihat jam :
2. Sapaan teman kontrakan ketika baru bangun.
Contoh :
Gopar  : Tangi! Turu tok ae. Hehehe
Firma   : hehehe iyo mas. ( sambil berjalan kekamar mandi ).
Komunikasi pertama yang dilakukan oleh gopar adalah untuk menunjukkan ke-eksis-annya. Sebenarnya pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban namun tetap saja dilontarkan karena bertujuan untuk  mencairkan suasana agar tidak canggung dan arogan. Komunikasi tersebut dilakukan Gopar untuk menunjukkan bahwa dia perhatian dan tidak terkesan tidak peduli.
3. Pertanyaan dari teman tentang kejadian yang lalu.
Contoh :
Pertanyaan ini terjadi dipagi hari saat nonton televisi.
Faisal  : Semalem pulang jam berapa ma? Kok aku gak lihat kamu seharian kemarin?
Firma     : Pulang sekitar jam 11 mas. Kemaren nyiapin GOR Pertamina sampai malam banget buat acara muhasabah akhir tahun hari ini. Iya dari pagi aku dikampus terus mas. Kuliah rapat kuliah rapat.
Faisal  : Oalaahh.. pantesan.
            Pertanyaan yang dilontarkan hanya sekedar untuk menjawab keingintahuan si penanya. Biasanya hal yang ditanyakan adalah hal yang dirasa penanya agak berbeda dengan rutinitas biasanya sehingga menimbulkan penasaran. Pertanyaan tersebut  menunjukkan bahwa si penanya peduli dengan kita. Hal tersebut terbukti dengan si penanya mengetahui keadaan kita. Pertanyaan tersebut juga berfungsi untuk membuat keadaan tidak sepi sehingga suasana menjadi santai dengan obrolan – obrolan ringan.
4. Pertanyaan dari teman tentang hal yang akan dilakukan hari ini.
Contoh :
Yosia    : Hari ini mau kemana aja? Nanti ada kuliah ?
Firma   : Paling Cuma dikampus aja mas. Gak ada rencana kemana – mana.
Yosia    : Kuliah jam berapa?
Firma   : Jam 9.40 mas. Samian jam berapa?
Yosia      : Aku abis ini berangkat. Masuk jam 7.30 . egh nanti sebelum kamu kuliah tolong bayarin ongkos benerin pager ya! Nanti orangnya kesini jam 9. Ini uangnya!
Firma   : oke oke beresss.
            Pertanyaan tersebut dilontarkan dipagi hari ketika masih dalam kondisi senggang tanpa pekerjaan. Pertanyaan tersebut diucapkan sambil menonton televisi maupun saat mengantri mandi. Pertanyaan tersebut diucapkan untuk menunjukkan perhatian penanya terhadap yang ditanya. Pertanyaan tersebut terkadang juga mempunyai tujuan tertentu seperti keinginan untuk minta tolong dsb.
  1. Bertemu teman dikampus ( Greeting casual friends on campus )
1. Bertemu teman baru.
Komunikasi yang dilakukan ketika bertemu dengan teman / orang yang baru dikenal antara lain adalah :
A. Mencari kesamaan
Komunikasi efektif akan terjadi ketika kita mempunyai background yang sama dengan lawan bicara. Hal tersebut dikarenakan antara pihak satu dengan yang lain mempunyai pemahaman yang berbeda sehingga pembicaraan yang dilakukan nyambung. Mencari kesamaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain :
1. Tanya identitas barangkali terdapat kesamaan.
Contoh :
Percakapan ini terjadi di D.I Yogyakarta.
Firma  : egh bro namamu tadi siapa? Maaf ingatanku melemah setelah bertemu kamu..heheh
Anak mana kamu?
Arga    : Arga, panggil Arga atau seenakmu. Aku dari trenggalek bro.
Firma  : Oalah.. podo Jatime rek. Aku yo jatim. Aku arek Jember. Ternyata ndek jogja akeh wong jatim pisan yo cak. Penak lek balik iso bareng – bareng.
Arga   : owalaaahh.. pantesan kowe ngomonge medok puooll.. hahaha.. iyo cak.. lek golek mangan bareng ae.. ilate wong jatim lak gak cocok karo panganan kene se.. haha..
Firma : haha .. ate mbayari ta kok golek mangan barang. Hahaha...
Komunikasi akan terasa lebih hangat ketika terdapat persamaan. Salah satu cara untuk menjadikan komunikasi efektif dan dapat diterima pendengar adalah dengan berkomunikasi berdasarkan kesamaan. Sehingga keakraban akan mudah terjalin. Selain itu orang yang diajak berkomunikasi akan lebih mudah memahami apa yang kita ucapkan karena mempunyai background yang sama.
2. Mengaitkan apapun yang berhubungan dengan dirinya.
Contoh :
Iqbal    : Rumahku Jogja bro.
Firma  : Lhoh iya ta? Jogjanya mana? Dulu aku 3 tahun hidup disana. Kotanya sungguh memikat. Aku jadi kangen pengen kesana lagi nih bal.
Iqbal    : Aku Jogja Kota Fir. Daerah Kota Baru deket Gramedia.
Firma  : oh iya iya aku tahu. Kalau aku dulu tinggalnya di Wirobrajan. Malioboro kebarat sekitar 2 km.
Mengaitkan apapun yang berhubungan dengan dirinya bertujuan untuk menjadikan hubungan lebih dekat dan akrab. Orang selalu merasa canggung dan sungkan berbicara kepada lawan bicara ketika komunikasi yang efektif belum terjalin. Orang lebih suka berdiam diri daripada ngobrol ketika merasa malu dan sungkan untuk menyapa terlebih dahulu. Oelh karena itu mencari kesamaan dengan lawan bicara bertujuan mencairkan suasana kecanggungan dan sungkan. Hal itu dapat dilakukan dengan mengaitkan pembicaraan apapun yang berhubungan dengannya agar lawan bicara juga nyambung terhadap pembicaraan kita.
3. Mencoba untuk akrab.
Contoh                        :
Firma  : heh bro kamu mata kuliah agama diajar siapa?
Yales    : Aku diajar Pak. Sam’un bro.
Firma    : lhoh iya ta? Aku juga bro. Enak ya kalo ngajar. Yang penting rajin mesti nilainya A.
Yales      : iya bro. Uenak banget. Tapi kemaren aku dipanggil tuyul gara – gara telat bro. Haha..
Firma  : makanya jangan telat bro! Ahhaha..
            Banyak sekali cara yang dapat dilakukan agar hubungan menjadi akrab. Antara lain dengan melakukan pembicaraan yang mudah dimengerti dan diterima oleh lawan bicara sehingga apa yang kita bicarakan dapat dengan mudah mendapatkan feedback. Ada ungkapan “berbicaralah sesuai dengan bahasa kaummu”. Hal tersebut dimaksudkan agar kita menyesuaikan diri dengan siapa kita berbicara.
B. Bertemu teman akrab.
            1. Menyapa dengan panggilan akrab.
Contoh :
Firma         : Lek ( panggilan akrab untuk yepa).. kon wingi nangdi ae. Jare ate futsal tak enteni gak teko – teko.
Yepa         : Suorryy pak. Aku wingi mbengkelno motor. Kon ate tak sms lakok hapeku mati. Yoweslaah..
Panggialan akrab tersebut adalah panggilan khusus dari teman sebagai bentuk keakraban. Panggilan tersebut berfungsi untuk mencairkan suasana dan menghilangkan kecanggungan. Panggilan akrab didapatkan dari seringnya komunikasi yang dilakukan sehingga membuat kita menyimpulkan sendiri panggilan apa yang sesuai dengannya dan enak untuk diucapkan walaupun terkadang panggilan tersebut tidak disukai teman kita. Panggilan akrab lebih sering menggunakan nama jelek maupun ejekan yang sebenarnya bertujuan agar lebih humoris. Banyak orang yang lebih kenal dengan nama akrabnya daripada nama aslinya. Hal tersebut dikarenakan kebiasaan memanggil dengan nama akrab dan melupakan nama asli.
2. Guyonan
Contoh :
Yepa    : kamu tadi malam kemana kok gak datang kerumah?
Firma : Aku ketiduran dihatimu. Hahaha.. egh kamu punya uang seribuan gak?
Yepa    : Hassehh..punya. buat apa?
Firma : buat parkir dihatimu. Hahaha
Yepa    : hahaha ndiaassem..
Guyonan akan mudah muncul pada saat kita berkomunikasi dengan teman yang sudah lama dikenal daripada teman yang baru dikenal. Hal tersebut karena perasaan malu dan sungkan sudah tidak ada lagi sehingga berkomunikasi menjadi lebih akrab. Guyonan membuat pikiran kembali segar karena sudah tidak merasa terbebani lagi. guyonan juga membuat kita lebih dekat dengan lawan bicara sehingga omongan kita akan mudah didengar.
  1. berbicara dengan profesor ( Talking with professors )
1. berbicara yang dapat menaikkan harga diri.
Contoh :
Percakapan dengan Prof. Darsono ketika meminta testimoni untuk Reza Yogaiswara.
Profesor          : Apa saja yang sudah dia laukan dalam kepengurusannya?
Firma              : Banyak pak. Hampir semua program kerjanya terjalankan.
Profesor          : Saya kok tidak pernah dengar dia ngapain aja selama ini. Apa yang menjadikannya berbeda dengan kepengurusan tahun lalu?
Firma              : ada sekolah aktivis muda pak. Jadi mahasiswa fisip digembleng dan diberi materi serta simulasi materi langsung tentang hal yang berbau aktivis yang berfungsi untuk menumbuhkan jiwa aktivis muda yang tidak apatis.
Profesor          : gitu ya.. saya malah baru tahu ini dari kamu.  
perkataan yang bergaris bawah tersebut menaikkan harga diri kita karena kita terkesan sebagai orang pertama yang memberikan informasi yang tidak diketahui oleh profesor. Profesor merupakan orang yang mempunyai kedudukan tinggi karena ilmunya. Ilmu yang dimilikinya tercermin dari cara berbicaranya. Oleh karena itu diperlukan percakapan yang dapat menaikkan harga diri agar profesor lebih menghargai pembicaraan kita. Jika profesor sudah sangat menghargai kita maka segala yang kita bicarakan akan didengarkan. Hal tersebut akan membantu apabila kita membutuhkan bantuan profesor.
2. Berbicara hal yang penting saja.
Contoh :
Firma        : Selamat pagi pak! Saya firma dari kelas C.IK.1. Untuk tugas filsafat, yang ditanggapi makalahnya saja atau power point dan presentasinya pak?
Profesor          : Makalahnya saja ya. Kebanyakan nanti malah repot. J
Firma              : oke pak. Terima kasih. J
Kebanyakan dari Profesor adalah orang yang sibuk dan jarang mempunyai waktu untuk hal – hal yang kurang penting sehingga kesempatan berbicara dengannya menjadi terbatas. Maka dari itu pembicaraan yang dilakukan lebih baik pembicaraan yang penting saja. Dibutuhkan saling pengertian agar komunikasi yang harmonis tetap terjalin. Diantaranya pengertian untuk tidak berbicara panjang lebar terhadap hal yang tidak penting karena kita sadar bahwa waktunya terbatas. 
3. Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara
Contoh :
Profesor          : Dari fisip berapa orang yang nyalon ke DPM Universitas?
Firma              : 4 orang pak.
Profesor            : Salah kalau strateginya begitu. Nanti suaranya akan terpecah. Sebenarnya 2 orang saja itu sudah maksimal. Kalau 2 orang, suaranya bisa dibagi 2 dan semuanya pasti akan dapat  kursi. Kalau 4 orang yang maju saya tidak bisa memastikan.
            Profesor adalah orang yang sudah mempunyai ilmu yang tinggi. Perkataannya juga berbobot berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Maka dari itu menempatkan diri untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara bertujuan agar kita mendapatkan lebih banyak masukan dan informasi serta untuk menunjukkan kesopanan kepada yang lebih berpengalaman. Dengan banyak mendengarkan kita akan semakin banyak mendapatkan pengetahuan baru yang keluar dari mulutnya baik disadari maupun tidak.
4. Tidak memotong pembicaraan.
Contoh :
Pembicaraan yang tidak diperkenankan :
Profesor : Pelajar sekarang terutama pria hampir semuanya pernah menonton film porno. Data penelitian yang menyangkut hal tersebut membuktikan “data yang bapak sajikan belum terbukti valid”( tiba – tiba memotong pembicaraan saat profesor belum selesai berbicara).
            Semua orang akan merasa tidak nyaman bahkan jengkel ketika pembicaraannya dipotong. Semua mempunyai kesempatan dan hak berbicara yang sama sehingga ketika kita memotong pembicaraan maka kita akan dianggab sebagai orang yang mengambil hak orang lain. Pembicara yang baik adalah pembicara yang mengetahui kapan dirinya harus berbicara dan kapan orang lain harus berbicara. Tidak memotong pembicaraan berfungsi agar informasi yang kita dapatkan bisa utuh tanpa terpotong sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi kesalah pahaman.
5. Sopan dan tidak terkesan menggurui.
Contoh :
Profesor  : Tugas filsafat kamu ada yang kurang. Yang kamu sebutin di rumusan masalah belum terjawab semua dipembahasan. Besok dibenerin ya!
Firma      : Iya Pak maaf. Terima kasih atas bimbingannya.
Profesor selalu menempatkan dirinya sebagai orang yang mempunyai kelebihan dibanding orang lain. Sehingga mereka merasa menjadi orang yang mempunyai derajat tinggi dan tidak pantas digurui. Mereka menganggab segala yang mereka lakukan sudah benar sehingga mereka sering merasa tersinggung jika ada orang yang mengingatkannya perihal kekurangannya. Maka dari itu untuk menjalin komunikasi yang harmonis diperlukan saling pengertian. Tidak terkesan menggurui ketika berbicara dengannya dan memposisikan mereka sesuai dengan posisi mereka seharusnya.
6. Tatapan mata fokus pada profesor
Seseorang dilihat kesungguhannya dari tatapan matanya. Tatapan mata yang mantab dan fokus akan menunjukkan bahwa kita merupakan pribadi yang sungguh – sungguh dan tegas. Tatapan mata yang tidak fokus kepada lawan bicara menunjukkan bahwa mental kita belum tertata dengan baik sehingga orang yang diajak bicara akan berpikir ulang untuk memberikan amanah kepada kita karena dikhawatirkan tidak mencapai hasil maksimal. Tatapan fokus juga menunjukkan kepercaya dirian dan menunjukkan kesiapan menghadapi apa saja dan siapa saja. Tatapan mata yang fokus merupakan cara untuk mencapai komunikasi yang efektif sehingga akan sangat diperlukan jika kita ingin berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain.
Gambar tatapan mata fokus :
7. Percaya diri
            Percaya diri merupakan tanda bahwa seseorang sudah siap untuk menghadapi orang lain. Percaya diri sangat dibutuhkan agar orang yang dihadapi yakin bahwa kita bersungguh – sungguh. Tanpa kepercaya-dirian orang lain akan mudah meremehkan kita bahkan mereka tidak akan mendengarkan perkataan kita. Percaya diri dapat ditunjukkan dengan tatapan mata yang fokus pada lawan bicara, tidak ada keragu – raguan dan penguasaan yang baik terhadap materi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar